Festival Politik Sumsel 2023

Generasi Muda Punya Peluang Bertarung di Pemilu 2024, Yudha Pratomo: Memang Harus Capek

Generasi Muda Punya Peluang Bertarung di Pemilu 2024, Yudha Pratomo: Memang Harus Capek

TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA TRISNAWATI
Ketua DPC Partai Demokrat Yudha Pratomo, S.T., M.Sc., Ph.D saat menjadi pembicara dalam Talk Show dengan tema Peluang Tokoh Muda dalam Pilkada 2024 di Festival Politik Sumsel 2023 di Opi Mall Jakabaring, Selasa (3/10/2023). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ketua DPC Partai Demokrat Yudha Pratomo, S.T., M.Sc., Ph.D menyebut anak muda memiliki peluang untuk ikut bertarung dalam Pemilu 2024.

Dikatakannya, sebagian besar pemilih pada 2024 merupakan generasi z dan milenial, sehingga seorang pemimpin muda mempunyai peluang di Pilkada.

Hal ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam Festival Politik Sumsel 2023 yang digelar dengan tema Peluang Tokoh Muda bertempat di Opi Mall Jakabaring.

"Yang nak nyaleg lajula yang nak melok pilkada lajula. Inilah masa-masa anak muda," ujarnya, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Festival Politik Sumsel 2023 Digelar, Parpol Baru Ungkap Strategi Merebut Pemilih di Sumsel

Menurut Yudha, di tahun demokrasi politik segmen anak muda paling besar di range usia 17-45 tahun, artinya kini yang muda yang berpolitik.

Namun memang dalam dunia politik sudah tak asing dengan namanya uang untuk dana operasional dan lainnya.

Bahkan yang namanya money politik juga sudah tak asing lagi.

"Menurut pendapat saya masih ada 5 persen kuota yang tersedia bisa diambil anak-anak muda dengan cara idealisme. Namun memang harus mau capek," ungkapnya

Yudha yang juga sebagai Rektor Universitas Sumsel ini mengatakan, bisa dimulai dari nyalon jadi ketua RT dulu.

Jika sudah jadi ketua RT, bisa memiliki akses pada warga.

"Kalau butuh 1000-1500 suara bisa jadi dengan cara datangi langsung warga dan minta tolong satu persatu. Intinya, kalau buntu (tidak ada uang) harus mau capek," katanya

Menurutnya, jika menggunakan uang bukan berarti money politik.

Misal ngumpulin orang sosialisasi, butuh biaya untuk makan dan lain-lain. 

"Kita ini ada lima generasi dan masing-masing stylenya berbeda-beda. Namun mereka semua masih melek digital seperti yang agak tua pakai Facebook, agak muda Instagram, Politikus mainnya Twitter dan lain-lain," katanya

Menurutnya, sosial media penting hampir 40 persen lebih pemilih menyadari Medsos. 
 

 

Baca artikel menarik lainnya di google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved