Kisah Ibu Guritno Hidup Sebatang Kara

Sosok Ibu Guritno, Lansia 70 Tahun Hidup Sebatang Kara Tanpa Air dan Listrik Selama 20 Tahun

sosok Ibu Guritno, yang bernasib sama seperti ibu Eny hidup sebatang kara di rumah tanpa air dan listrik. lansia 70 tahun itu rela hidup seorang diri

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube EKO PEDIA
sosok Ibu Guritno, yang bernasib sama seperti ibu Eny hidup sebatang kara di rumah tanpa air dan listrik. lansia 70 tahun itu rela hidup seorang diri 

TRIBUNSUMSEL.COM- Inilah sosok Ibu Guritno, yang bernasib sama seperti ibu Eny hidup sebatang kara di rumah tanpa air dan listrik.

Ibu Guritno, wanita lansia 70 tahun itu rela hidup seorang diri selama 20 tahun di rumah di Komplek Sukamenak Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.

Dalam kesehariannya, Guritno mendapatkan makanan hanya dari berbelas kasih dari tetangganya.

Baca juga: Kisah Pilu Ibu Guritno, 20 Tahun Hidup Sebatang Kara Tanpa Air dan Listrik, Makan Dikirim Tetangga

Ketua RT setempat Ade Wahdanil mengatakan Ibu Guritno telah tinggal di wilayah tersebut sejak 1985 silam.

Bahkan pada dahulu Ibu Guritno tinggal bersama suami dan anak-anaknya.

Awalnya, ia tinggal bersama suami dan tiga anaknya.

Suaminya meninggal dunia dan ketiga anaknya menikah, Ibu Guritno tinggal seorang diri.

"Betul dari tahun 85 tinggal di sini. Dulu mah komplit keluarganya, tapi sekarang suaminya sudah meninggal dan tiga anaknya enggak tinggal di sini lagi," katanya ditemui di lokasi, Senin (2/9/2023).

Ade menuturkaan, Ibu Guritno dan suaminya merupakan pensiunan dari PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI).

"Kalau kondisi rumahnya kaya gini itu setelah IPTN nya bangkrut dan keduanya keluar dari sana, kurang lebih 20 tahun lalu lah," ujar dia.

Baca juga: Sosok Dermawan Bantu Renovasi Warung Nyak Kopsah Bang Madun, Tetap Digaji Meski Tutup 3 Minggu

Pihaknya juga membenarkan jika saat ini Ibu Guritno tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan suplai air.

Sejauh ini, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari Ibu Guritno, warga sekitar secara sukarela bergantian memberikan makan dan minum.

"Makan dan minum dari warga. Jadi warga tidak membiarkan juga," ujarnya.

Kondisi Rumah Ibu Guritno di di Komplek Sukamenak Indah, Blok H RT 06 RW 01, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang terbengkalai sejak 20 tahun lalu
Kondisi Rumah Ibu Guritno di di Komplek Sukamenak Indah, Blok H RT 06 RW 01, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang terbengkalai sejak 20 tahun lalu ((KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah))

Saat ini, aktivitas Ibu Guritno hanya berdiam di dalam rumah.

Sesekali, Ibu Guritno keluar rumah untuk berkunjung ke rumah salah seorang warga.

"Kalau sekarang aktivitasnya di dalam rumah, kadang keluar rumah. Biasanya dia keluar jam 05.30 WIB minta air dan makan ke warga. Kadang siang juga suka keluar," tuturnya.

Ade menjelaskan, secara fisik kondisi Ibu Guritno sangat sehat, namun terlihat seperti mengalami depresi.

"Kondisi badannya sehat cuma agak depresi," jelasnya.

Sementara, rumah pribadinya tidak terurus dan terbengkalai.

Pantauan di lapangan, rumah milik Ibu Guritno tersebut layaknya rumah kosong yang tak berpenghuni.

Rumah yang terbilang cukup luas dan berada tepat di hook jalan tersebut sangat mengkhawatirkan.

Baca juga: Sosok Mbok Yem, Pemilik Warung di Puncak Gunung Lawu yang Dikabarkan Terbakar, Turun Setahun Sekali

Pekarangan rumah miliknya mirip hutan rimba.

Ilalang setinggi satu meter tidak hanya tumbuh di halaman, namun juga menghiasi depan rumahnya.

Tak hanya itu, terdapat sebuah pohon besar yang sudah lama tumbang dan menimpa bagian samping rumah Ibu Guritno.

Kondisi bangunannya sangat mengkhawatirkan.

Bagian atap rumah terlihat sudah runtuh, gerbang garasi rumahnya pun rusak dan berdebu.

Terdapat dua buah kursi sofa di bagian teras rumahnya yang sudah hancur di makan usia.

Beberapa kaca jendela rumahnya pun sudah pecah.

Pemandangan bagian samping rumah Ibu Guritno juga tak kalah mengkhawatirkan.

Beberapa bungkus makanan terlihat berceceran.

Tahun 2020, sambung dia, aparat desa setempat ingin membawa Ibu Guritno ke Dinas Sosial.

Namun anak-anak dari yang bersangkutan menolak.

Ade menambahkan, agar bagian depan rumah Ibu Guritno tidak nampak seperti rumah kosong, pihaknya menyebut kerap meminta sebagian warga untuk ikut membersihkan.

"Bahkan saya sebulan sekali ngeluarin uang Rp 150 ribu untuk membersihkan depannya. Kalau ke dalam terasnya kita gak boleh, dia pasti marah," ungkapnya.

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Lansia di Bandung, 20 Tahun Hidup di Rumah Terbengkalai Tanpa Listrik dan Air"

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved