Sosok Bambang, Suami Ibu Guritno yang Hidup Sebatang Kara Tanpa Listrik & Air

TRIBUNSUMSEL.COM- Terungkap sosok suami ibu Guritno, wanita paruh baya di Bandung hidup sebatang kara di rumah mewahnya tanpa listrik dan air.

Suami ibu Guritno bernama Bambang, yang kini sudah meninggal dunia.

Merunut penuturan warga sekitar, sebelum ditinggal oleh sang suami, ibu Guritno dan Bambang hidup bahagia bersama ketiga anak mereka.

"Istrinya pak Bambang dulunya, orang kaya dulunya kerja kalo gak salah di BUMN," ujar Dasep warga sekitar, dilansir dari Youtube Eko Pedia, Sabtu, (30/9/2023).

Baca juga: Awal Mula Ibu Guritno Hidup Sebatang Kara Tanpa Air & Listrik, Dulu Hidup Bahagia dengan Keluarga

Sementara, Bambang diketahui dulunya merupakan pensiunan dari PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI).

"Awal begitunya pas IPTN nya mau bangkrut. Soalnya biasanya mah suka barengan kalau kerja. Terus katanya si Ibu cemburu ke salah satu pegawai di sana. Sampai akhirnya suaminya meninggal," ungkap Wanda konten kreator lain.

Namun, sepeninggal suaminya, kondisi ekonomi Ibu Guritno semakin sulit.

Bahkan Ibu Guritno sempat dibawa berobat ke rumah sakit jiwa dan sempat sembuh.

Namun, belakangan kondisinya semakin menurun dan membuat kondisinya kembali kambuh.

"Kesini-kesini si ibu itu jadi makin sakit, anak-anaknya pun gak bisa apa-apa. Sempat ke RSJ 10 tahun ke belakang. Langsung sudah membaik, ada yang nanya juga menjawab biasa saja. Tapi makin ke sini lama-lama obatnya abis sendiri. Dulu mah kadang suka jalan keliling komplek sambil teriak-teriak. Tapi sekarang-sekarang mah nggak," ungkap Wanda konten kreator, dilansir dari Youtube Wanda Kreatif.

Sementara, ketiga anaknya kini sudah menikah dan meninggalkan ibunya seorang diri.

"Anak-anaknya pada nikah, nggak pada tinggal di sini," pungkasnya.

Baca juga: Cerita di Balik Ibu Guritno Hidup Sebatang Kara Tanpa Air & Listrik, Suami Meninggal, 3 Anak Menikah

Diketahui, keberadaan anak-anak ibu Guritno saat ini berada di Jakarta.

Ibu Guritno pun harus meneggantungkan nasibnya seorang diri hidup di rumah mewahnya yang sudah terbengkalai tanpa listrik dan air.