Kualitas Udara Palembang

Ratusan Kasus ISPA Terjadi Setiap Hari di Palembang, Dinkes Rekomendasikan Jam Masuk Sekolah Diundur

Ratusan Kasus ISPA Terjadi Setiap Hari di Palembang, Dinkes Rekomendasikan Jam Masuk Sekolah Diundur

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
Dinkes Palembang merekomendasikan waktu masuk sekolah diundur jika kondisi udara Palembang belum kunjung membaik akibat kabut asap karhutla. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

 


TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Memburuknya kualitas udara akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel mengkibatkan terjadi peningkatan kasus Infeksi Saluran Penafasan Akut (ISPA). 

Palembang menjadi penyumbang tertinggi kasus ISPA di Sumsel sehingga Dinkes Palembang merekomendasikan jam sekolah dimundurkan jika kondisi udara tak kunjung membaik.

Diketahui, kasus Infeksi Saluran Penafasan Akut (ISPA) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) setiap minggunya di bulan September 2023 ini mengalami peningkatan. 

Pada minggu kedua September 2023 tercatat ada 9.033 kasus ISPA.

Selanjutnya di Minggu ketiga ada 10.553 kasus ISPA.

Baca juga: Harnojoyo Mantan Walikota Palembang Diperiksa Kejati Sumsel Terkait Kasus Dugaan Korupsi Pasar Cinde

Bahkan di Minggu ke empat yang baru berjalan ini sudah ada 4.650 kasus ISPA.

Untuk total dari awal September sampai sekarang ada 34.237 kasus ISPA di Sumsel.

Kasus ISPA terbanyak di Kota Palembang yang sudah ada 13.342 kasus di bulan September ini.

Bahkan setiap harinya ada ratusan kasus bertambah. 

"Setiap harinya ada ratusan kasus ISPA, untuk tanggal 25 September saja ada 721 kasus ISPA di Kota Palembang," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Palembang, Yudhi Setiawan, Selasa (26/9/2023).

Berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), kualitas udara di Palembang masuk kategori sangat tidak sehat, Selasa (26/9/2023).
Berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), kualitas udara di Palembang masuk kategori sangat tidak sehat, Selasa (26/9/2023). (SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT)

Yudhi mengatakan, dalam waktu tiga hari terus mengalami peningkatan ditambah dengan kualitas udara yang semakin memburuk, maka salah satu rekomendasinya bisa saja dengan memundurkan jam masuk sekolah di pagi hari.

"Saat pagi hari kabut asap terasa pekat, maka jika kondisinya seperti ini terus sebaiknya direkomendasikan memundurkan jam masuk sekolah," ungkapnya

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Trisnawarman mengatakan, dibeberapa kabupaten kota terjadi peningkatan ISPA seperti Palembang, Muba dan Muara Enim.

Kasus ISPA tertinggi di Kota Palembang sesuai dengan jumlah penduduk terbanyak di Sumsel.

"Kita harapkan masyarakat kalau keadaan kualitas udara melebihi ambang batas atau memburuk, agar menggunakan masker saat keluar rumah," katanya

Menurutnya, penggunaan masker tidak hanya digunakan untuk mencegah terpapar kabut asap atau polusi yang mulai masuk ke Palembang namun juga untuk melindungi diri dan menjaga kesehatan. 

Terlebih masyakarat diminta untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), perbanyak minum air putih, karena saat musim kemarau cairan berkurang sehingga perlu banyak mengkonsumsi air putih.
 

Diketahui kualitas udara di kota Palembang dalam kategori sangat tidak sehat, Selasa (26/92/2023). 

Hal ini diketahui berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Palembang yang pada pagi hari mencapai 206 mikro gram per meter kubik.

Sebagaimana diketahui kategori ISPU :

1-50 kategori baik, 51-100 kategori sedang, 100-200 kategori tidak sehat,
200-300 kategori sangat tidak sehat dan diatas 300 sangat berbahaya.

"Saat ini kategori udara di kota Palembang sangat tidak sehat," kata Kasi Pengendalian  Pencemaran DLHP Provinsi Sumsel Rezawahya saat dikonfirmasi.

Lanjut dikatakan, kebakaran hutan dan lahan kini tak hanya terjadi di wilayah Kabupaten di Sumsel namun juga sudah terjadi di kota Palembang.

Beberapa haril lalu sejumlah lahan di kawasan Kertapati dan TPA Sukawinatan yang terbakar disinyalir makin memperburuk kualitas udara di kota Palembang

Terlebih sudah beberapa hari ini tidak ada hujan, sehingga sudah tiga hari ini kualitas udara di Palembang semakin tidak sehat. 

"Kalau sebelumnya kan masih ada hujan jadi meskipun beberapa hari naik 150-an, kemudian ada hujan jadi turun di 110. Nah berbeda dengan kondisi saat ini yang belum ada hujan, jadi ketika lebih dari tiga hari tidak hujan kualitas udara sudah tidak nyaman," katanya

Untuk itu Rezawahya menyarankan masyarakat agar jangan banyak beraktivitas di luar rumah, kalaupun keluar rumah pakai masker.

Lalu konsumsi makan bergizi, minum air hangat dan jaga kesehatan supaya tidak kena ISPA.
 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved