Berita OKU Timur

Harga Beras Naik Buat Petani Sumringah Tapi Masyarakat Menjerit, Begini Respons Bupati OKU Timur

Harga Beras Melambung Tinggi, Petani Sumringah Masyarakat Menjerit, Begini Respons Bupati OKU Timur

TRIBUNSUMSEL.COM/Choirul Rohman
Bupati OKU Timur Ir H Lanosin, MT angkat bicara soal harga beras melambung tinggi yang membuat petani senang namun masyarakat menjerit. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Harga beras di Kabupaten OKU Timur dari hari ke hari terus mengalami kenaikan.

Naiknya harga beras di Bumi Sebiduk Sehaluan dalam kurun waktu sepekan terakhir mulai menimbulkan polemik di masyarakat.

Sebab, Kabupaten OKU Timur terkenal sebagai daerah lumbung pangan, namun harga beras meroket naik sampai mencapai harga Rp 14.000 per kilogram.

Dimana harga beras sebelumnya per satu kilogramnya Rp 11.500.

Bahkan masyarakat mengaku kesulitan dengan kondisi saat ini.

Baca juga: Daftar 48 Kades Banyuasin Terpilih Pilkades Serentak Banyuasin 2023, 14 Incumbent Tumbang

Sebab mayoritas masyarakat di Kabupaten OKU Timur tidak semua berprofesi sebagi petani.

Yanto salah satu warga Kelurahan Paku Sengkunyit, Kecamatan Martapura mengatakan, kenaikan harga beras membuat masyarakat yang bukan bekerja sebagai petani cukup kesulitan.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari membuatnya kesulitan karena kondisi harga beras yang naik.

"Kita sangat kesulitan dengan kondisi ini. Harga beras yang naik ini tidak relevan dengan predikat OKU Timur sebagai daerah lumbung pangan, tetapi harga pangan justru tinggi. Solusi dari pemerintah apa?," katanya, Selasa (12/09/2023).

Yanto menyampaikan, semestinya sebagai daerah lumbung pangan, Pemerintah Daerah bisa melakukan penyeimbangan terhadap harga beras.

"Kalau kondisi seperti ini tidak segera ada solusi, bisa-bisa masyarakat mati di lumbung pangan. Kita berharap pemerintah segera mencarikan solusi tingginya harga beras tersebut," harapnya.

Disisi lain, Ratno petani asal Semendawai Suku III menyampaikan, tingginya harga jual beras saat ini justru angin segar bagi para petani. Sebab, mereka bisa mendapatkan keuntungan yang cukup baik.

"Saat ini harga gabah saat panen mencapai Rp 6.500 sampai Rp 7.000 perkilo. Jadi kita lebih memilih jual gabah ketimbang beras," ucapnya.

Menyikapi hal ini, Bupati OKU Timur Ir H Lanosin, MT menjelaskan, berdasarkan Nilai Tukar Petani (NTP) tingginya harga saat ini justru angin segar untuk para petani OKU Timur.

"Sebab, NTP ini sempat menjadi kendala bagi para petani. Dan saat ini NTP telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET)," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved