Berita OKI

Sekolah Sepi Peminat, SDN 11 Kayuagung OKI Hanya Kebagian 2 Siswa Baru, Total Ada 33 Siswa

Sekolah sepi peminat, Sekolah Dasar Negeri 11 Kayuagung OKI hanya kebagian 2 siswa baru, total saat ini ada 33 siswa belajar di sekolah tersebut.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO DAVINCHI
Sekolah sepi peminat, Sekolah Dasar Negeri 11 Kayuagung OKI hanya kebagian 2 siswa baru, total saat ini ada 33 siswa belajar di sekolah tersebut. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Sekolah sepi peminat, Sekolah Dasar Negeri 11 Kayuagung Ogan Komering Ilir (OKI) saat ini hanya punya 33 orang siswa.

Lokasi sekolah yang berada di pusat kota ternyata bukan jaminan sekolah ini banyak peminat.

Pada awal tahun ajaran baru 2023-2024 Juli lalu, SDN 11 Kayuagung hanya kebagian dua orang siswa baru.

Pantauan di lokasi, tidak terdengar riuh tawa anak-anak, padahal aktivitas belajar mengajar berjalan dengan normal.

Sejauh mata memandang, dari bangunan kelas yang luas tersebut hanya sebagian kursi diduduki sejumlah anak dan banyak kursi yang kosong.

Saat ditemui Kepala SDN 11 Kayuagung yang berada di Kelurahan Mangun Jaya, Rahmawati melalui guru kelas, Riamawati mengatakan keseluruhan siswa-siswi di sekolahnya hanya 33 orang saja.

Jumlah itu sudah termasuk dua siswa yang baru masuk kelas 1 pada tahun ajaran 2023 ini.

"Penerimaan peserta didik baru kita tahun ini hanya 2 siswa saja dan total murid kelas 1 sampai kelas 6 ada 33 siswa," katanya kepada Tribunsumsel.com pada Senin (4/9/2023) siang.

Baca juga: BKKBN Prioritaskan Pencegahan Stunting, Lakukan Pendampingan Keluarga Berisiko

Saat memasuki ruangan kelas 3 berukuran sekitar 6x5 meter, hanya ada tiga bangku yang ditempati siswa yang ditata berjauhan.

Empat siswa yang terdiri dari satu perempuan dan tiga laki-laki duduk saling berjauhan dengan jarak lebih dari satu meter. Tak ada canda tawa, mereka lebih banyak diam.

"Bahkan di kelas satu hanya terdapat satu meja panjang yang terisi. Jadi seakan kami para guru mengajar seperti layaknya les privat," ungkapnya.

Bahkan menurut Riamawati, perasaan sedih sangat dirasakan ketika bersamaan saat kedua orang siswanya berhalangan masuk sekolah.

"Saya sedih pernah mengajar sewaktu mereka berdua tidak masuk sekolah. Jadi di kelas tidak ada siswa sama sekali, tetapi saya tetap berada di dalam kelas sampai jam pelajaran selesai," tuturnya, sembari menunjukkan keadaan kelas yang sepi dan sunyi.

Dijelaskan jika kejadian minimnya jumlah siswa pendaftar tak hanya terjadi tahun ini.

Hal ini bisa dilihat dari jumlah siswa di masing-masing kelas yang tidak lebih dari lima siswa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved