WNI Melahirkan di Jepang
Penyebab WNI Iseng Melahirkan di Jepang Malah Dapat Bantuan Rp50 juta, Ini Rincian Subsidinya
Penyebab pasangan WNI (Warga Negara Indonesia) melahirkan di Jepang dapat bantuan subsidi Rp50 juta, banyak tunjangan dan subsidi untuk seorang bayi
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri
TRIBUNSUMSEL.COM- Belum lama ini publik dibuat haru sekaligus iri dengan kisah pasangan WNI (Warga Negara Indonesia) yang melahirkan di Jepang.
Harunya, setelah melahirkan pasangan tersebut mendapatkan uang susidi dari pemerintah jepang sebesar Rp50 juta.
Pasangan itu tak menyangka mendapatkan bantuan uang Rp50 juta lantaran awalnya mengaku hanya iseng.
Dalam unggahannya, awalnya WNI tersebut mengaku nekat berangkat ke Jepang saat hamil usia 8 bulan.
Saat itu sang wanita sempat mendapat larangan dari dokter di Indonesia untuk tak berpergian jauh demi alasan keamanan dan kesehatan.
Bahkan saat itu WNI tersebut diminta berhati-hati karena takut terjadi kontraksi dalam perjalanan.
Akan tetapi, ia justru nekat berangkat ke Jepang di waktu kelahirannya yang kian dekat.
"Hamil 8 bulan gas berangkat ke Jepang. Kata dokter udah harus hati-hati takut kontraksi selama take off/landing. Tapi tetep nekat berangkat," ujarnya dalam keterangan video.
Hingga akhirnya saat sampai di Jepang, sang WNI dan suaminya langsung menjalani pemeriksaan di sebuah klinik.
"Sampe sini malah dikasih kupon subsidi kontrol kehamilan seharga 500ribu buat 12x konsul. padahal lahiran tinggal bentar lagi. Sisa banyak deh," lanjutnya.
Tak berhenti d isitu saja, ia juga mengungkapkan keterkejutannya jelang melahirkan.
Pasalnya ia yang merupakan WNI justru mendapatkan subsidi melahirkan dari pemerintah Jepang.
Baca juga: Viral Kisah WNI Iseng Melahirkan di Jepang Malah Dapat Subsidi Rp50 Juta, Sempat Dilarang Berangkat

Setelah viral ceritanya tersebut, tak sedikit yang bertanya-tanya bagaimana pasangan WNI itu bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah jepang, apa penyebabnya?
Mengingat tak sedikit yang menyinggung soal perbedaan dengan pemerintah Indonesia yang justru membebankan tanggung jawab persalinan kepada masing-masing rumah tangga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.