Ternyata Bukan Cak Imin atau Erick Thohir, Ini Sosok Terkuat Bacawapres Prabowo Versi LSI Denny JA

TRIBUNSUMSEL.COM - Sosok bakal cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024 masih digodok.

Belakangan muncul sejumlah nama yang dianggap potensial menjadi bakal cawapres dari Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Di antaranya ada nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Baca juga: PKB Ngotot Ingin Duet Prabowo-Muhaimin, Pernah Gertak Golkar-PAN Tak Boleh Usul Cawapres Jika Gabung

Namun dari hasil temuan Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA, sosok terkuat bakal cawapres Prabowo ternyata bukan dua nama tersebut.

Survei LSI Denny JA mendapati temuan lain, bahwa sosok terkuat bakal cawapres Prabowo adalah seorang kader PDIP, Gibran Rakabuming Raka.

Wali Kota Solo itu menjadi sosok terpopuler sekaligus paling disukai berdasarkan hasil Survei LSI Denny JA.

Baca juga: 4 Kandidat Kuat Jadi Cawapres Prabowo Setelah Golkar-PAN Bergabung, Ini yang Paling Kaya

Putra sulung Presiden Jokowi itu mengalahkan kandidat cawapres lain seperti Erick Thohir, Muhaimin Iskandar, termasuk Airlangga Hartarto.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, memaparkan setidaknya ada empat nama yang masuk dalam bursa bakal cawapres Prabowo.

Mereka adalah Muhaimin Iskandar, Erick Thohir, Airlangga Hartarto dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Jokowi Diduga Dukung Prabowo Ketimbang Ganjar, Tapi Tak Mau Terang-terangan Karena Status Kader PDIP

Di antara mereka, popularitas Gibran ternyata paling tinggi dibandingkan Muhaimin, Erick, dan Airlangga.

"Popularitas Gibran sebesar 66.5 persen, Erick Thohir 61.8 persen, Airlangga 52.3 persen dan Muhaimin 43.1 persen," beber Ardian Sopa dalam artikel Tribunnews.com, seperti dikutip pada Kamis (17/8/2023).

Selain terpopuler, Gibran juga paling disukai masyarakat Indonesia berdasarkan survei LSI tersebut.

Secara prosentase kesukaan, Gibran 82,6 persen, Erick Thohir 77,1 persen, Muhaimin 62 persen dan Airlangga 57,5 persen.

"Di Jawa Tengah, kesukaan pada Gibran juga lebih tinggi dibandingkan kesukaan pada Erick, Muhaimin dan Airlangga," katanya.

Popularitas Gibran paling tinggi di generasi millenial pada usia 22- 42 tahun.

Kesukaan terhadap Gibran juga paling tinggi di generasi Z pada usia 17-21 tahun.

"Asosiasi Gibran dengan Presiden Jokowi tentu menjadi sebuah keunggulan tersendiri.

Terlebih tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi di angka yang sangat baik sebesar 80 persen," kata Ardian.

Adapun survei terbaru pada Agustus 2023 ini menggunakan metodologi multi-stage random sampling dengan 1.200 responden.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner, pada 3 hingga 15 Juli 2023.

Margin of error lebih kurang 2,9 persen.

Namun, peluang Gibran untuk maju Pilpres 2024 sebagai cawapres terganjal Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Dalam pasal itu, diatur batas usia capres-cawapres minimal 40 tahun.

Sedangkan Gibran lahir pada 1 Oktober 1987, sehingga usianya baru 35 tahun.

Namun, aturan batas usia capres-cawapres ini sedang digugat di Mahkamah Konstitusi (MK).

Jika gugatan ini dikabulkan, maka Gibran bisa maju sebagai cawapres.

"Jika UU itu mengubah batas usia minimal capres dan cawapres menjadi 35 tahun, maka Gibran secara hukum potensial menjadi satu satunya cawapres dari generasi milenial," kata Ardian.

Tanggapan Gibran

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut tak mungkin dirinya menjadi bakal cawapres terfavorit dan paling disukai untuk Prabowo, seperti hasil survei LSI Denny JA.

"Ya nggak mungkin lah ya, salah mungkin. Salah surveine," kata Gibran, dikutip dari TribunSolo.com.

Menurutnya, tidak akan ada yang memilih dirinya bila menjadi cawapres.

Dia bahkan menyarankan survei tersebut dikoreksi.

"Nggak mungkin, nggak ada yang mau milih saya. Saya bukan siapa-siapa. Nggak, salah mungkin surveinya, dikoreksi dulu aja," ujarnya.

Menurut Gibran, selama ini dirinya juga belum melakukan sesuatu sehingga tidak memungkinkan namanya berada di urutan paling atas.

"Nggak mungkin, surveine salah, saya juga belum ngapa-ngapain, nggak mungkin tinggi," katanya.

Gibran juga mengaku tidak pernah memantau hasil-hasil survei yang selama ini muncul.

"Nggak (mantau), kalau mantau lebih ke kambing-kambing (nama warung sate kambing di Solo)," kelakar Gibran. (*)