Berita Ogan Ilir

Pekatnya Kabut Asap di Tol Palindra, Imbas Kebakaran Lahan 25 Hektar di Pemulutan Ogan Ilir

Tol Palembang-Indralaya (Palindra) dilanda kabut asap akibat kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Pemulutan, Ogan Ilir.

TRIBUNSUMSEL.COM/AGUNG DWIPAYANA
Situasi di Tol Palindra saat dilanda kabut asap akibat kebakaran lahan pada Kamis (17/8/2023) siang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Tol Palembang-Indralaya (Palindra) dilanda kabut asap akibat kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Pemulutan, Ogan Ilir.

Pantauan di Tol Palindra pada Kamis (17/8/2023) siang pukul 11.30, asap pekat tak membuat perjalanan terganggu.

Sejumlah petugas Hutama Karya bersiaga di tol untuk mengingatkan pengendara agar berhati-hati.

Sementara petugas tol lainnya membantu Manggala Agni memadamkan api di titik kebakaran yang berjarak sekitar 30 meter dari badan jalan tol.

Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Hutama Karya terkait upaya penanggulangan kabut asap di Tol Palindra.

Baca juga: 13 Kode Promo Gojek Hari Ini Spesial 17 Agustus 2023 Diskon GoRide GoCar 90 Persen, GoFood Cashback

Sementara informasi dari Manggala Agni, kabut asap di Tol Palindra berasal dari tiga titik.

Yakni lahan terbakar di Desa Sukarami dan Muara Dua di Kecamatan Pemulutan serta Desa Arisan Jaya di Kecamatan Pemulutan Barat.

"Untuk penanggulangan kebakaran, tim kami dibagi di regu bertugas memadamkan dan menyekat api," kata Kadaops Manggala Agni Sumatera XIV/Banyuasin, Mauludin.

Pemadaman lahan terbakar dekat Tol Palindra juga dibantu oleh warga karena api juga mengancam pemukiman penduduk.

Dua unit helikopter dari BPBD Provinsi Sumatera Selatan juga dikerahkan untuk melakukan pemadaman dari udara.

"Fokus kami saat ini bagaimana api tidak membakar lahan jalan tol dan pemukiman warga," kata Mauludin.

25 Hektar Lahan Terbakar

Diketahui, dalam sepekan puluhan hektar lahan terbakar di wilayah Indralaya Utara, tepatnya Desa Palem Raya, Ogan Ilir.

Kebakaran terparah berada di titik tak jauh dari Tol Palembang-Indralaya (Palindra) terjadi pada Kamis (10/8/2023) lalu.

Kebakaran ini menjadi alarm bagi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di ruas Tol Palindra.

Meski tak menimbulkan kabut asap pekat yang mengganggu lalu lintas di ruas tol, namun upaya pencegahan kebakaran terus dilakukan oleh Tim Satgas Karhutla.

BPBD Ogan Ilir mencatat, peristiwa kebakaran dekat jalan bebas hambatan tersebut seluas kurang lebih 25 hektar, berlokasi di wilayah Desa Palem Raya, Kecamatan Indralaya Utara.

"Ya pada akhirnya api dapat dipadamkan. Tidak sampai menimbulkan kabut asap hingga ke tol," kata Kasi Penanganan Darurat dan Logistik BPBD Ogan Ilir, Rulian Topanda, Senin (14/8/2023).

Pemadaman dilakukan oleh Tim Satgas Karhutla gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar dan juga Masyarakat Peduli Api (MPA).

Selain pemadaman, upaya yang dilakukan Tim Satgas Karhutla yakni dengan menyekat api agar tak meluas ke area lain.

"Setelah api padam, sampai hari ini personel tetap di lapangan untuk mengantisipasi kebakaran susulan," jelas Rulian.

Kebakaran lahan di Ogan Ilir bahkan memantik kegeraman Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong.

Alue mengunjungi wilayah-wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan, diantaranya Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI).

Saat Alue mendatangi Desa Palem Raya di Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir pada Sabtu (12/8/2023) lalu, kebetulan pemadaman karhutla baru saja dituntaskan oleh Tim Satgas.

Usai berbincang dengan sejumlah pejabat yang mendampinginya, Alue meminta pelaku pembakaran lahan untuk berhenti.

"Kalau bisa puasa membakar (lahan) lah ya, bener. Berhenti dulu membakar, apalagi Agustus, September ini puncak El Nino," kata Alue.

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk di Indonesia.

Kembali kepada persoalan karhutla, berkurangnya curah hujan ditambah perilaku buruk manusia yang mengakibatkan karhutla di Indonesia, termasuk di Ogan Ilir.

Apalagi banyak terdapat lahan gambut di Ogan Ilir yang hampir setiap tahun terbakar.

"Lahan gambut jadi masalah karena merupakan bahan organik yang mudah terbakar. Lalu yang membuang puntung rokok sembarangan juga harus hati-hati, yang nyari ikan, yang berburu, bisa jadi ngidupin api di lapangan. (Api) harus dimatikan," pinta Alue.

Hingga saat ini, pelaku pembakaran lahan di Ogan Ilir belum tertangkap oleh aparat penegak hukum. 

Sementara ancaman karhutla masih terus menghantui seiring menuju puncak fenomena El Nino.

"Kebakaran seperti ini 99 persen (akibat ulah) manusia. Hanya 1 persen penyebabnya alam," kata Alue.

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved