Berita OKU Timur

Marak Keracunan, Disdikbud OKU Timur Ingatkan SPPG Perhatikan Alergi dan Kualitas Menu MBG

Menyikapi kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG), Disdik OKU Timur mengingatkan SPPG selektif dalam penyajian men

TRIBUNSUMSEL.COM/CHOIRUL ROHMAN
MAKANAN BERGIZI GRATIS -- Sejumlah siswa di Kecamatan Semendawai Suku III tampak lahap menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah mereka, Kamis (25/09/2025). Program ini menjangkau sekitar 66 ribu anak di Kabupaten OKU Timur melalui 22 dapur SPPG. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Menyikapi kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di sejumlah daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten OKU Timur bergerak cepat.

Selain itu juga pihaknya mengingatkan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di Kabupaten OKU Timur untuk selektif dalam penyajian menu MBG.

SPPG adalah unit pelaksana program MBG, yang juga dikenal sebagai dapur umum dan bertugas menyediakan dan mendistribusikan makanan sesuai standar gizi yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). 

Kepala Disdikbud OKU Timur, Wakimin, SPd, MM melalui Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar, Edi Subandi, SE, MM, pihaknya menegaskan pentingnya kehati-hatian setiap SPPG dalam mengolah dan menyajikan menu MBG bagi siswa.

“Kami meminta SPPG lebih selektif dalam penyajian menu. Selain itu, sangat penting untuk mendata anak-anak yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu," katanya, Kamis (25/09/2025).

Baca juga: Ini Penampakan Menu MBG Diduga Buat Belasan Siswa SD 178 Palembang Lemas, Muntah dan Sesak Napas

Lanjut kata dia, diharapkan SPPG dapat berkoordinasi dengan panitia MBG di sekolah untuk mendata anak-anak yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu. 

"Data ini harus dipastikan oleh panitia MBG di sekolah dan diteruskan ke kepala satuan SPPG di masing-masing dapur,” ujarnya. 

Di Kabupaten OKU Timur, lanjut kata dia, program MBG telah berjalan dengan melibatkan 22 dapur utama.

Setiap dapur melayani rata-rata 3.000 siswa, sehingga total sekitar 66.000 anak didik telah merasakan manfaat makan bergizi gratis setiap harinya.

Edi juga menekankan pentingnya standar distribusi makanan. Dimana untuk makanan yang baru matang, kata dia, sebaiknya tidak langsung dipacking ke dalam kotak saji karena dapat mempercepat proses basi dari makanan. 

“Lalu untuk kotak makan harus segera sampai ke siswa dalam waktu maksimal empat hingga enam jam setelah dipacking sehingga dapat disantap oleh siswa dalam keadaan fresh,” ujarnya.

Selain itu, ia mengingatkan agar setiap sekolah dan penyedia makanan memperhatikan ketentuan lain, termasuk mengecek tanggal kedaluwarsa susu dan roti yang dibagikan.

Langkah antisipatif ini, menurut Edi, tidak hanya untuk menjaga kualitas gizi, tetapi juga memastikan keamanan konsumsi anak-anak sekolah.

“Kami ingin program MBG ini berjalan optimal, memberi manfaat bagi kesehatan dan tumbuh kembang siswa, tanpa menimbulkan risiko baru,” pungkasnya.
 
 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved