Berita Pilpres 2024

Megawati Keluarkan Jurus Andalannya Untuk Melawan Prabowo, Koalisi Gemuk Tak Ada Jaminan Menang

Menyikapi koalisi pendukung Prabowo Subianto yang makin gemuk, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengeluarkan jurus andalannya.

|
Editor: Rahmat Aizullah
Tribunnews.com
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri 

"Partai yang mengusulkan, yang memilih kan rakyat. Terserah rakyat bagaimana, rakyat ada yang ikut partainya, ada juga yang tidak. Selama ini begitu," tutur dia.

Lalu, Jusuf Kalla juga mencontohkan ketika dia maju sebagai capres pada tahun 2009.

Saat itu, Kalla menggandeng Wiranto sebagai cawapres.

Jika dihitung-hitung, kata mantan Ketum Golkar ini, jumlah suara yang bisa dia raih seharusnya mencapai 20 persen.

Namun, kenyataannya, suara mereka jauh di bawah itu.

Pasangan JK-Wiranto kalah di Pilpres 2009.

"Pengalaman saya dengan Pak Wiranto dulu, kalau dihitung-hitung jumlah suara itu lebih 20 persen. Tapi hanya dapat suara 14 persen, tidak simetris, tergantung.

Kalau sudah masuk ke pemilu itu, orang tidak lagi melihat partainya, orang melihat tokohnya," ujar dia.

PDIP Ungkit Pernah Menang Walau Koalisi Kurus

Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Ahmad Basarah mengungkit partainya pernah mengusung capres-cawapres dalam koalisi kurus.

Misalnya pada Pilpres 2014 silam, bahkan kata Basarah, PDIP menghadapi capres dan cawapres yang didukung kekuasaan pada saat itu.

"Tahun 2014 juga kami ramping, kami menghadapi capres-cawapres yang didukung oleh Presiden yang sedang berkuasa waktu itu," kata Basarah di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/8/2023), dilansir dari Tribunnews.com.

Ia menuturkan, saat itu PDIP yang mengusung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) melawan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Adapun Hatta merupakan besan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu menjabat sebagai Presiden.

"Pak Hatta Rajasa kan besannya presiden SBY pada waktu itu. Kami partai-partai yang dihitung oleh para pengamat politik bukan partai besar pada waktu itu, hanya dengan Nasdem, PKB, dan Hanura," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved