Berita Nasional

Sosok Presiden Setelah Jokowi Dalam Mimpi SBY, Bertemu di Gambir Beli Karcis Kereta ke Arah Jateng

Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bermimpi satu kereta dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soeka

Editor: Rahmat Aizullah
Tribunnews
Presiden ke-7 RI Joko Widodo menerima kunjungan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, tahun 2017 silam. Kini SBY mengaku bermimpi satu kereta dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bermimpi satu kereta dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Mimpi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu diceritakannya di akun Twitternya pada Senin (19/6/2023).

SBY menceritakan dalam mimpinya itu, mulanya Presiden Jokowi mampir ke rumahnya di Cikeas.

Mereka kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya.

Selanjutnya baik SBY, Jokowi, dan Megawati sama-sama melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Gambir.

“Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir,” tulis SBY.

Kemudian kata SBY, sesampainya di Stasiun Gambir, Presiden ke-5, ke-6 dan ke-7 RI itu bertemu Presiden ke-8 atau orang yang nantinya akan menjabat setelah Jokowi.

Namun SBY tidak menjelaskan siapa sosok Presiden ke-8 yang dilihatnya dalam mimpi tersebut.

SBY hanya berkata bahwa Presiden ke-8 itu sudah menunggu dan telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur.

Karena masih ada waktu kata SBY, mereka berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai.

“Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai, ” tulis SBY.

Setelah itu lanjut SBY, mereka bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan.

Di perjalanan, SBY, Megawati, dan Jokowi menyapa rakyat Indonesia dengan hangat.

“Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan,” ceritanya.

Tiba di Solo, SBY dan Jokowi turun dari kereta tersebut.

Jokowi kembali ke rumahnya di Solo, sementara SBY melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya di Pacitan menggunakan bus.

Sementara Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno.

“Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno,” tandasnya.

SBY sendiri tidak menjelaskan maksud dari cerita mimpinya itu.

Diketahui, sehari sebelumnya pada Minggu (18/6/2023) putra SBY yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan putri Megawati Soekarnoputri yaitu Puan Maharani.

Pertemuan hangat itupun disebut sebagai langkah rekonsiliasi jelang Pilpres 2024 setelah selama 2 dekade PDIP dan Demokrat berbeda jalur politik.

Kesepakatan Puan dan AHY Usai Bertemu

Pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghasilkan beberapa kesepakatan.

Puan Maharani memaparkan, pertemuan dirinya dengan AHY yakni untuk menyepakati agar Pemilu 2024 bejalan damai dan gembira.

"Yang bisa saya sampaikan di sini adalah kami berdua menyepakati bahwa pemilu harus berjalan secara damai, silaturahmi harus tetap dilaksanakan, pesta demokrasi ini harus bisa membawa suasana sejuk, adem, ayem, gembira bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya dilihat dalam tayangan YouTube Kompas TV.

"Dan pemimpin yang nanti dipilih oleh rakyat kita sama-sama disepakati bahwa itulah pemimpin yang nantinya sudah menjadi pilihan rakyat yang akan kita sama-sama hormati dan hargai," tambah Puan.

Dia mengatakan, silaturahmi antarpartai juga harus terus berjalan baik.

"Kami berdua sudah sepakat silaturahmi akan dilakukan untuk membangun komunikasi," ujarnya.

"Kalaupun belum ada kesamaan ya namanya mencari pola sama-sama, ya kita harus bicara terus dan kami sepakat komunikasi dilaksanakan," kata Puan.

Partai Demokrat pun juga sepakat agar Pemilu 2024 dapat berjalan damai, sehingga tidak ada polarisasi dan benturan keras antarmasyarakat dampak dari pesta demokrasi itu.

"Kami sama-sama sepakat ingin Pemilu 2024 ini berjalan dengan damai tidak terjadi perpecahan, tidak terjadi polarisasi atau benturan yang sangat keras antara masyarakat atau bangsa Indonesia sendiri," kata AHY.

"PDIP maupun Demokrat adalah sama-sama nasionalis, merah putih, pancasilais dan tentu kita tidak ingin terjadi perpecahan di antara kita karena politik sesaat, oleh karena itu banyak hal yang bisa kita cari kesamaannya," terangnya.

AHY berharap pertemuannya dengan Puan Maharani dapat menjadi oase di dunia politik.

Sebab, menurutnya, Partai Demokrat dan PDIP selain sama-sama pernah jadi the ruling party atau partai penguasa, keduanya juga menjadi partai oposisi.

"Mungkin tidak banyak yang punya pengalaman seperti itu, paripurna," ungkap AHY.

AHY juga mengungkit ihwal selama dua dekade ke belakang komunikasi kedua partai tidak berjalan baik karena sering berbeda jalur politik.

Berangkat dari pertemuan ini, AHY berharap Partai Demokrat dan PDIP dapat menjadi oase dalam lingkup dunia politik.

"Kita juga tahu dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini, paling tidak dari 2004 hingga tahun ini, seringkali dianggap komunikasi dan hubungan antara kedua partai belum bisa berjalan dengan sebaik yang diharapkan," katanya.

"Tentu saya tidak ingin membahas masa lalu, tetapi hadirnya kami berdua mudah-mudahan juga menjadi oase, bahwa politik itu seringkali menempatkan seseorang atau partai dalam posisi dan sikap yang berbeda," sambung AHY.

Baca berita menarik lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved