Berita Pilpres 2024

6 Tokoh Masuk Daftar Bakal Cawapres Ganjar Pranowo, Siapa yang Paling Cocok?

Nama-nama itu diucap langsung dari mulut Puan Maharani saat jumpa pers seusai pembukaan Rakernas III PDIP Selasa (6/6/2023).

|
Editor: Rahmat Aizullah
Kolase TribunSumsel.com/Tribunnews.com
6 Tokoh Masuk Daftar Bursa Cawapres Ganjar Pranowo 

Dia adalah lulusan S1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1995.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini kemudian mendapat beasiswa sehingga bisa melanjutkan S2 di University of California.

Sambil berkuliah, Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perencanaan Kota Berkeley.

Dua tahun setelah pulang dari Amerika, ia mendirikan Urbane, firma yang bergerak di bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur, dan desain.

Ridwan Kamil juga menyambi sebagai dosen tidak tetap di Teknik Arsitektur ITB.

Firma arsitektur milik Ridwan Kamil ini tak tanggung-tanggung dalam menggarap proyek.

Urbane pernah terlibat dalam proyek luar negeri seperti Syria Al-Noor Ecopolis di Suriah dan Suzhou Financial District di China.

Karier politik Ridwan Kamil dimulai saat bergabung pada 2013, saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bandung.

Ia diusung oleh PKS dan Gerindra bersama Oded Muhammad Danial.

Keberhasilannya memimpin Kota Bandung membuat ayah tiga anak ini dilirik sejumlah partai untuk dijadikan calon Gubernur Jabar.

Tahun 2018, Ridwan Kamil diusung PPP, PKB, dan NasDem, maju bersama UU Ruzhanul Ulum, dalam Pilgub.

Kang Emil dan Uu berhasil memenangkan kursi nomor satu di Jabar setelah meraih 32,88 persen suara.

4. Sandiaga Uno

Sandiaga Uno kini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Dikutip dari situs Kemenparekraf, Sandiaga Uno lahir di Pekanbaru, Riau pada 28 Juni 1969.

Dia merupakan anak dari pasangan Razif Halik Uno dan Mein R Uno.

Ia satu sekolah bersama Erick Thohir sejak SD di PKSD, SMP 12 Wijaya Jakarta Selatan, dan SMA Katolik.

Setelahnya, Sandi melanjutkan studinya ke Wichita State University di Kansas, Amerika.

Tahun 1992, Sandiaga Uno melanjutkan kuliah pascasarjana di George Washington University.

Lulus S1, Sandi pernah bekerja di Bank Summa milik William Soeryadjaya selama tiga tahun.

Pada 1993, Sandi memilih pindah ke Singapura dan bekerja di Seapower Asia Investment Limited, dikutip dari situs resmi Kemenparekraf.

Dari Seapower, ia berpindah ke MP Holding Limited Group Singapura.

Setelahnya, ia pindah ke Kanada dan bekerja di NTI Resources Limited hingga tahun 1998.

Pasca-dari Kanada, Sandi memilih pulang ke tanah air dan bergabung dengan PT Recapital (1997-2007) dan PT Saratoga Investama Sedaya (1997-2015).

PT Saratoga Investama Sedaya itu didirikan Sandiaga Uno bersama rekannya, Edwin Soeryadjaya, dan bergerak di bidang telekomunikasi, pertambangan, dan kehutanan.

Kesuksesan Sandi sebagai pengusaha membawanya menjadi orang terkaya di Indonesia ke-85 pada 2018 menurut majalah Asia Globe.

Karier politiknya dimulai saat ia dilantik menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 bersama Anies Baswedan.

Namun, belum genap satu periode, Sandi mundur dari jabatannya sebagai Wagub DKI Jakarta karena menjadi cawapres bersama Prabowo Subianto dalam Pemilu 2019.

Pada 23 Desember 2020, Sandiaga Uno dilantik sebagai Manparekraf baru menggantikan Wishnutama.

5. Airlangga Hartarto

Airlangga Hartarto adalah Ketua Umum Partai Golkar yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2024.

Dikutip dari situs resmi partaigolkar.com, Airlangga Hartarto lahir pada 1 Oktober 196 di Surabaya, Jawa Timur.

Airlangga Hartarto merupakan anak dari pasangan Hartarto Sastrosoenarto dan R Hartini Soekardi.

Airlangga Hartarto menempuh pendidikan di SMA Kolese Kanisius Jakarta dan lulus pada tahun 1981.

Kemudian, Airlangga Hartarto melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada di Fakultas Teknik Mesin dan lulus di tahun 1987.

Pada tahun 1996, Airlangga Hartarto mendapatkan gelar MBA dari Monash University Australia.

Pada tahun 1997, Airlangga Hartarto mendapatkan gelar Master of Management Technology (MMT) dari University of Melbourne.

Sepak terjang Airlangga di dunia politik tidak terlepas dari latar belakang ayahnya.

Ayahnya, Hartarto Sastrosoenarto adalah salah satu orang kepercayaan presiden ke-2 Indonesia, yakni Soeharto.

Tercatat Hartarto Sastrosoenarto pernah menjabat beberapa kursi menteri di Kabinet Pembangunan.

Airlangga memulai karier politiknya pertama kali pada tahun 1998, yakni dengan masuk ke dalam Partai Golkar (Golongan Karya).

Kemudian pada tahun 2004 ia mengemban jabatan sebagai Wakil Bendahara Partai Golkar untuk periode 2004-2009.

Akhirnya pada tahun 2009, ia berhasil menempati salah satu kursi di parlemen DPR RI untuk periode 2009-2014.

Di parlemen, ia berhasil menjabat sebagai Ketua Komisi VI DPR RI yang membidangi sektor perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM, dan BUMN untuk periode 2009-2014.

Di Partai Golkar, kedudukan Airlangga naik sebagai Ketua Umum Partai pada tahun 2017, dan terpilih lagi sebagai ketua partai secara aklamasi oleh seluruh anggota Musyawarah Nasional Partai Golkar.

Posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2014 membuatnya berhasil menduduki jabatan sebagai Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husein di Kabinet Indonesia Kerja 1 tahun 2016.

Tak cukup sampai di sana, pada Pilpres tahun 2019 ketika Jokowi kembali terpilih sebagai presiden, Airlangga kemudian menduduki kursi Menteri Perekonomian RI untuk periode 2019-2024.

6. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah Ketua Umum Partai Demokrat.

Dilansir dari situs resmi Demokrat, AHY lahir di Bandung, Jawa Barat pada 10 Agustus 1978.

AHY merupakan putra pertama dari Presiden ke-6 Republik Indonesia Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herrawati.

Dia merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara tahun 1997.

Saat kelulusannya, AHY meraih Garuda Trisakti Tarunatama Emas, predikat sebagai lulusan terbaik.

Ia kembali meraih penghargaan pada 1999, yaitu medali Tri Sakti Wiratama.

Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi kolektif dalam bidang akademik, kejasmanian fisik, dan kepribadian.

Prestasi tersebut membuat AHY terpilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna.

Setelahnya, ia melanjutkan pendidikan di Akademi Militer (Akmil) dan lulus tahun 2000.

Lagi-lagi AHY mendapatkan predikat lulusan terbaik dari Akmil dan meraih Bintang Adi Makayasa.

Sebelum terjun ke dunia politik, AHY telah berkarier sebagai TNI AD selama 16 tahun.

Ia bergabung dengan Kostrad selepas lulus dari Akmil.

Di tahun 2002, ia ditunjuk sebagai Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak yang ditugaskan dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.

Selesai bertugas di Aceh, ia tergabung dalam Operasi Kontingen Garuda XXIII-A dalam misi menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Israel dan Lebanon Selatan, sebagai perwira seksi.

Atas dedikasinya selama penugasan, AHY dianugerahi Army Service Distinction Medal dari pimpinan Angkatan Bersenjata Lebanon.

Di tahun 2016, ia ditugaskan menjadi Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kemuning.

Meski termasuk prajurit berprestasi, AHY tidak berhenti belajar.

Ia menempuh pendidikan formal dan kini tercatat memiliki tiga gelar Master, yaitu Master of Science dari Nanyang Technological University (2006), Master in Public Administration dari Harvard University (2010), dan Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University (2015).

Karier AHY sebagai prajurit TNI AD terhenti lantaran ia maju Pilgub DKI Jakarta 2017, namun gagal.

Sejak saat itu, ia aktif berpolitik di Partai Demokrat.

Pada 15 Maret 2020, AHY didaulat menjadi Ketua Umum Demokrat setelah mendapat dukungan dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota.

Baca berita menarik lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved