Berita OKI

Tari Penguton Asal OKI Diklaim Tarian Tertua di Sumsel, Cikal Bakal Tari Gending Sriwijaya

Tari Penguton adalah tarian adat asli Kabupaten OKI yang namanya berasal dari bahasa Kayuagung "Uton" yang berarti penyambutan.

Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/WINANDO
Tari Penguton adalah tarian adat asli Kabupaten OKI yang namanya berasal dari bahasa Kayuagung "Uton" yang berarti penyambutan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Tarian tradisional asal Sumatera Selatan memanglah sangat beragam jenis dan peruntukannya. Di antaranya ada tarian untuk penyambutan tamu atau memeriahkan acara resmi seperti pernikahan, ritual juga tradisi lainnya.

Beberapa jenis tari-tarian simbol kesenian ini juga masih terus hidup di tengah masyarakat dan ditampilkan pada acara resmi terutama pernikahan dan kegiatan pemerintahan.

Salah satunya paling popular dan ditampilkan di acara resmi penyambutan tamu pemerintahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) adalah Tari Penguton.

Tari Penguton adalah tarian adat asli Kabupaten OKI yang namanya berasal dari bahasa Kayuagung "Uton" yang berarti penyambutan.

Disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten OKI, Ahmadin Ilyas 'Penguton' merupakan tarian tertua yang berasal dari Sumsel.

"Tarian ini juga menjadi cikal-bakal dari munculnya Tarian Gending Sriwijaya," ujarnya eksklusif kepada Tribunsumsel.com pada Selasa (30/5/2023) pagi.

Baca juga: PPDB SMP Lubuklinggau 2023, Disdikbud Minta Sekolah Prioritaskan Siswa Jalur Zonasi

Lebih lanjut diterangkan Ahmadin, tarian ini hanya diperuntukkan untuk menyambut tamu penting dan biasanya hanya dilakukan beberapa kali saja dalam setahun.

"Tarian ini biasanya hanya digelar satu kali setahun sewaktu acara HUT Kabupaten OKI saja. Bisa juga digelar untuk menyambut tamu penting seperti menteri ataupun presiden yang datang ke sini (OKI)," urainya.

Menurutnya alasan tarian ini sangat jarang digelar yakni cost (biaya) yang tinggi dalam sekali penampilan.

Ada 9 orang penari yang wajib memakai pakaian dan aksesoris lengkap layaknya baju pengantin.

Busana yang digunakan pada Tari Penguton terdiri dari baju kurung bludru tabur, kain songket, selendang songket, asesoris kepala beringin, cempako, mahkota paksangkok, dan asesoris lainnya, serta properti tepak (tempat sekapur sirih), pridon, tombak dan payung kebesaran.

"Tarian ini juga diiringi oleh musik perkusi yang dimainkan oleh 7 orang yang terdiri dari alat musik seperti gamelan, gong, gendang dan lain sebagainya," ungkapny.

Dalam sejarahnya alat musik perkusi itu merupakan hadiah dari Kerajaan Majapahit pada abad ke 15 dibawa oleh utusan Patih Gajah Mada.

Dijelaskan untuk Tari Penguton ini pertama kali dikenalkan pada saat menyambut tamu dari Hindia-Belanda sebelum perang dunia kedua. Tepatnya sekitar tahun 1700-an di rumah Pangeran Bhakri Kelurahan Sukadana.

"Sebenarnya tarian tersebut sudah ada sejak abad ke - 13 Masehi, tetapi baru diperkenalkan kepada dunia luar saat penyambutan tamu Hindia-Belanda tersebut," jelas orang yang juga anak cicit dari Pangeran Bhakri ini.

Sejak itulah tarian ini dijadikan sebagai Tari Sekapur Sirih khas dari Morge Siwe Kayuagung.

"Jadi setiap menyambut upacara HUT Kabupaten OKI, tarian ini selalu ditampilkan sebagai pertunjukan bagi tamu dan masyarakat umum," tuturnya.

Saat ini Tari Penguton ini juga tercatat sebagai warisan budaya masyarakat yang telah diakui sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) oleh Kementerian Hukum dan Ham melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).

"Total sampai sekarang Kabupaten OKI ada 14 khasanah budaya dan kekayaan intelektual yang di patenkan termasuk tarian Penguton," tegas, mantan Kabag Keuangan Setda OKI.

Setelah dipatenkan warisan budaya ini, sudah seharusnya masyarakat OKI bangga karena memiliki banyak kekayaan intelektual komunal.

"Tentunya kita bangga akan kekayaan intelektual masyarakat OKI, karena itu bagaimana peran pemerintah daerah mendorong agar sejumlah kekayaan intelektual komunal itu didaftarkan," pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA Tribunsumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved