Berita Palembang

2 Kabupaten di Sumsel Ini Ternyata Punya 'Jejak' Bagi Ganjar Pranowo Capres PDIP, Begini Ceritanya

Bakal calon Presiden Ganjar Pranowo mengungkapkan, dirinya memiliki 'jejak' bagi dua Kabupaten di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), yang masih berbe

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM/Arief Basuki Rohekan
Ganjar Pranowo Konsolidasi di Palembang, Sabtu (20/5/2023) 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Arif Basuki Rohekan

TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG -- Bakal calon Presiden Ganjar Pranowo mengungkapkan, dirinya memiliki 'jejak' bagi dua Kabupaten di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), yang masih berbekas hingga saat ini.

Dua Kabupaten itu yaitu, Musi Rawas Utara (Muratara) dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

Ternyata berdirinya 2 Kabupaten itu, tak lepas peran dirinya sebagai anggota komisi I DPR RI sehingga bisa menjadi daerah otonomi baru (DOB) pada 2013.

"Sudah lama sekali saya ingin ke Bumi Sriwijaya ini, saya tidak pernah lupa kan wajah- wajah didepan saya yang sama-sama berjuang. Dimana pemekaran di Muratara termasuk beberapa jam kami lampaui lewati kabupaten kota untuk ke PALI. Dua daerahnya ini miliki hubungan Ganjar dengan Sumatera Selatan, saya jelek- jelek disini punya jejaknya juga, " kata Ganjar saat konsolidasi dengan kader PDIP se Sumsel di GOR Dempo JSC Palembang, Sabtu (20/5/2023).

Diungkapkan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini pun mengaku, provinsi Sumsel khususnya kota Palembang tidak asing bagi dirinya dan keluarga. Mengingat sejumlah keluarganya ada yang berasal ataupun sudah menetap lama di Bumi Sriwijaya.

"Tadi mas Giri Ramanda (Ketua DPD PDIP Sumsel) biasa makan cuka, nah saya sudah makan pempek, kebetulan istri adek saya orang palembang, dan kebetulan juga punya saudara sepupuh yang sudah merantau disini dan kerja di Pusri hingga pensiun serta bercucuk tinggal disini, " terangnya.

Dari sisi kacamatanya, Sumsel merupakan provinsi yang kaya hal ini terlihat dari sumber daya alam ataupun energinya yang ada, mulai dari pabrik pupuk, minyak, gas hingga batubara. Sehingga infrastruktur harus didukung untuk meningkatkan ekonomi, mengingat sudah ada beberapa jalan tol yang melintasi Sumsel.

"Sumsel yang punya potensi luar biasa dimana disebut provinsi yang penuh sumber daya energi yang ada, maka kita harus manfaatkannya yang ada, mulai dari pupuk besar, minyak gas alam hingga batubara ada semua disini, tinggal tugas kita duduk di legislatif maupun eksekutif untuk dimanfaatkan untuk rakyat, " tandasnya.

Disisi lain, tokoh Sumsel alm Taufik Kiemas juga diungkapkan Ganjar selama ini memiliki peran besar bagi dia bisa sukses selama ini, dengan gemblengannya semasa hidup.

"Saya kalau ketemu mas Taufik itu selalu dimarahi, seperti saya tidak asa benarnya dipanggil, dipanggil, dipanggil lagi, hingga orang bilang yo sudah mas kalau dipanggil mas Taufik ke jakarta dak usah datang," ungkapnya.

Meski begitu Ganjar sendiri menilai adanya hubungan yang baik dirinya dengan senior Taufik Kiemas, menjadi dirinya memiliki sikap untuk melangkah kedepan.

"Nah, teman saya lupa mungkin (sering dipanggil Taufik) yang saya baca mas Taufik tidak marah, tapi gembeleng saya dengan caranya masing- masing dan saya ingat mas Taufik yang memberi semangat saya. Ketika saya direkomendasikan (maju Pilgub), bertempur dan menang, saya lapori pertama mas Taufik ketika ia saat itu sebagai ketua MPR, " Tandasnya.

Ia pun ingat saat dipanggil almarhum ke Gedung MPR, dan sempat dibilang anak- anak di hadapan para rekan wartawan.

"Saya disebut anak- anak oleh beliau meski uban sekarang, di hadapan wartawan saya dibilang, ini dulu underdog dan sampai menang. Lalu saya dipeluk dan diajak pesta makan nasi bungkus kemudian saya berbincang- bincang dengan beliau dan Puan Maharani serta di foto yang saya pajang, " ceritanya.

Ia pun mengaku kehilangan sosok almarhum suami dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri itu, saat mengetahuinya meninggal dunia di Singapura.

"Pertemuan terakhir saat pamit saya mau pulang bekerja dia bilang kerja yang baik, dan beliau berangkat ke Ende mau kunjungan kerja, di Enden beliau jalan dan dibawah ke rumah sakit di Singapura dan saya ditelepon mas Pram (Pramono) dimana mas? di di Semarang, mas Taufik meninggal Inalilahi dan cepet- cepet saya ke Singapura tapi dibilang tidak usah tapi ke Halim saja. Itu cerita bagaimana seorang Ganjar bisa berdiri di tempat ini, " ingatnya.

Disisi lain provinsi Sumsel selama dua pemilu presiden terakhir (2014 dan 2019), selalu kalah hal itu akan dievaluasi, untuk meraih kemenangan kedepan dengan taktik strategi yang pas.

"Kita punya data 2014 teman- teman sudah bekerja sangat keras meski Jokowi- Kallah dapat 48,73 persen, improve tahun 2019 40,3 persen, apa artinya? Kita akan mencoba evaluasi dimana pergerakannya. Saya mempelajari pergeseran, saya persiapkan target mikronya ada dua hal, dimana lokasi dan aktornya, disini suaranya kenapa pindah, nah aktornya tahu dan nanti kita akan bicara bukan ditempat ini tapi nanti bersama koalisi, " jelasnya.

Sementara pada Pileg yang kemarin mengalami perubahan, ini juga ditambahkan Ganjar akan dicatat dan dievaluasi bersama. Dimana kesempatan ini akan digunakan untuk 'ending' kemenangan bagaimana melayani masyarakat.

"Saya diomoing bu Mega saat menerima kedatangan PPP, ihu Mega mengatakan kalau saya jadi presiden dan tidak melayani masyarakat tak keprok (pukul) dan saya senang. Artinya, siapapun diantara kita saat diberikan amanah, rakyat dan negara yang pertama, dan itu harus diurus dan itu harus ditunjukkan sebagai kader partai, " pungkasnya.

Sekedar informasi Calon Presiden dari PDIP itu sendiri, melakukan beberapa kegiatan ke beberapa lokasi di Palembang untuk melakukan konsolidasi dalam menghadapi Pilpres nanti, bersama kader PDIP se Sumsel.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved