Angin Puting Beliung di Lubuklinggau

Rumah Disapu Angin Puting Beliung, Sabarisman Jatuh Kaki Terkilir Saat Selamatkan Diri

Rumah kos tempat tinggalnya disapu angin puting beliung di Lubuklinggau, Sabarisman menderita cedera kaki terkilir terjatuh saat selamatkan diri.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EKO HEPRONIS
Rumah kos tempat tinggalnya disapu angin puting beliung di Lubuklinggau, Sabarisman menderita cedera kaki terkilir terjatuh saat selamatkan diri. 

TRIBUNSUMSE.COM, LUBUKLINGGAU - Rumah kos tempat tinggalnya disapu angin puting beliung di Lubuklinggau, Sabarisman menderita cedera kaki terkilir terjatuh saat berusaha selamatkan diri.

Sabariman kini terbaring lemah di tempat tidur, kaki kanannya terkilir ketika lari menyelamatkan diri saat kosannya diterjang puting beliung.

Akibat peristiwa itu pun Sabariman terpaksa harus mengungsi ketempat saudaranya.

Rumah kosannya di RT 05 Kelurahan Simpang Periuk Kecamatan Lubuklinggau Selatan II juga rusak parah.

Peristiwa angin puting beliung yang terjadi Selasa 28 Maret kemarin petang ini merusak puluhan rumah warga lainnya di wilayah Lubuklinggau Selatan II.

Sabariman bercerita ketika peristiwa itu terjadi ia dan anaknya Eza tengah berada di dapur membuat minuman untuk berbuka puasa.

"Kejadiannya ketika saya lagi persiapan untuk buka puasa, tiba-tiba darr, parabola jatuh di atap, saya langsung lari, ketika lari itu kaki saya terkilir," ceritanya pada Tribunsumsel.com, Rabu (29/3/2023).

Baca juga: BREAKING NEWS: Angin Puting Beliung Sapu Puluhan Rumah di Lubuklinggau, Warga Panik Selamatkan Diri

Sabariman mengungkapkan awalnya hujan seperti biasa disusul petir menggelegar dan angin kencang. Karena khawatir Sabariman reflek langsung berlari menyelamatkan diri.

"Saat saya lari itulah saya terjatuh karena jalanan licin karena hujan," ungkapnya.

Sabariman mengaku alasan ia reflek menyelamatkan diri karena teringat peristiwa gempa di Yogyakarta beberapa tahun silam, saat itu dirinya berhasil selamat.

"Saya takut terulang lagi, karena waktu itu (gempa Yogyakarta) banyak yang meninggal dunia, jadi saya takut," ujarnya.

Beruntung saat kejadian Sabariman langsung ditolong anaknya, kemudian dibawa ke rumah keluarganya untuk dilakukan pengobatan.

"Semalam langsung dipanggil tukang urut dan sudah dipakai salang putung (pen), sekarang agak lumayan walaupun masih nyut-nyutan," ungkapnya.

Darto warga setempat mengungkapkan, bila peristiwa angin puting beliung begitu cepat, kejadiannya menjelang buka puasa, ketika masyarakat sedang dalam rumah.

"Cepat sekali kejadiannya, atap- atap rumah terbang, bahkan ada yang terbang sejauh 50 meter," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved