Liputan Khusus Tribun Sumsel
Warga Antusias Sambut Ramadhan, Analisa Pengamat Ekonomi Amidi: Picu Kenaikan Harga -3
Antusias warga menyambut bulan Ramadhan disertai kebiasaan berbelanja, analisa Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Palembang Amidi.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Bulan Ramadhan tinggal menunggu beberapa pekan lagi, antusias warga juga tampaknya sudah mulai kelihatan. Bagi pelaku usaha, momen ini juga sudah mulai terasa, beberapa gerai toko sudah menyiapkan barang-barang yang identik dengan bulan suci Ramadhan.
Antusias warga menyambut bulan Ramadhan ini tentu disertai dengan kebiasaan masyarakat untuk berbelanja.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Palembang Amidi mengatakan bahwa dari kebiasaan masyarakat berbelanja menjelang Ramadhan justru memicu kenaikan harga.
"Kebiasaan masyarakat berbelanja menjelang Ramadhon justru memicu kenaikan harga ditambah perilaku penjual yang sengaja memanfaatkan kondisi yang ada," ujarnya Sabtu (18/3/2023).
Tak hanya itu saja, menurutnya kalangan masyarakat yang mempunyai cukup uang melakukan pemborongan sedangkan bagi pelaku usaha yang mana dalam hal ini pasar terdapat oknum nakal yang melakukan penimbunan.
"Untuk jalan keluarnya pemerintah harus memantau stok di lapangan, Pemerintah harus mencukupi stok yang ada di pasar dan Pemerintah harus memberikan hukuman bagi pelaku usaha yang nakal," tambahnya.
Baca juga: Sosok Desfa Bocah Operasi Usus Buntu Meninggal di Mata Wali Kelas, Siswa Cepat Belajar
Bagi konsumen sendiri harus bisa menahan diri untuk tidak emosi dalam berbelanja, dan jangan sampai kalap. Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah berbelanja sesuai dengan kebutuhan, tambahnya.
"Sebagai konsumen harus yang baik harus bijak menentukan skala prioritas berbelanja barang dan sebagai pihak pasar atau penjual kedepankan etika bisnis serta pahami kesulitan konsumen saat ini," imbuhnya.
Kendati demikian, setelah Indonesia terdampak kasus Covid 19, ternyata di tahun yang sekarang ini, di mana covid sudah mulai dilonggarkan ternyata masih ada dampaknya dari sisi ekonomi.
"Intensitas dalam berbelanja masyarakat masih sedikit mengerem karena dampak pandemi masih terasa," ujarnya.
Namun kendati demikian euforia menyambut bulan Ramadhan masih sama bahkan hal ini sudah terlihat dari tahun 2020. Kondisi stagnan yang memperlihatkan kelesuan ekonomi ada pada tahun 2019 yang mana masyarakat tidak begitu antusias. (cr23)
Baca berita lainnya langsung dari google news
Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel
berita palembang hari ini 2023
Lipsus Tribun Sumsel
Lipsus Sambut Ramadan
Aku Lokal Aku Bangga
Menatap 2023
Lokal Bercerita
Pemilik Kafe Kopi di Palembang Tertolong Momen Buka Bersama, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -3 |
![]() |
---|
Harga Kopi Rp 52 Ribu Per Kg Termahal Sepanjang Sejarah, Kini Ramai-ramai Beli Emas -2 |
![]() |
---|
LIPSUS : Bisnis Kafe Kopi Gulung Tikar, Harga Kopi Tembus Rp 52 Ribu Per Kg -1 |
![]() |
---|
Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku Bakal Matikan Usaha, GIPI Sumsel Ajukan Gugatan ke MK -2 |
![]() |
---|
LIPSUS: Pengunjung Karaoke Kaget Tarif Naik, Pajak Hiburan 40-75 Persen Berlaku -1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.