Banjir Sumsel

Kisah Sedih Sukiman Korban Banjir Bandang Lahat, Pasrah Lihat Rumahnya Hancur : Sisa Baju di Badan

Cerita Sukiman (56) dan keluarganya menjadi bagian dari warga yang terdampak banjir bandang Lahat.

|
SRIPO/WIEDARTO
Kondisi Terkini Rumah Warga yang Hancur Akibat Banjir Bandang Lahat, Jumat (10/3/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Sukiman (56) dan keluarganya menjadi bagian dari warga yang terdampak banjir bandang Lahat.

Meski berhasil menyelamatkan diri, namun bukan main pedihnya perasaan Sukiman saat melihat rumah yang ia tinggali bersama keluarga selama belasan tahun kini hancur dihantam kuatnya banjir bandang Lahat,  Kamis (9/3/2023).

Bahkan, Sukiman dan keluarga tak sempat menyelamatkan barang-barang kecuali hanya membawa baju di badan akibat cepatnya banjir bandang terjadi.

"Tidak ada yang bisa diselamatkan terkecuali baju di badan," katanya, Jumat (10/3/2023).

Sukiman adalah warga Desa Keban Agung Kecamatan Mulak Sebingkai, Kabupaten Lahat, Sumsel.

Dikatakannya, banjir bandang disadari datang menjelang subuh hari.

Hal itu ditandai dengan air sungai Mulak, anak sungai Lematang di Desa Keban Agung yang mendadak bergemuruh.

Baca juga: BREAKING NEWS: Mayat Pria Ditemukan di Pinggir Sungai Diduga Korban Banjir Bandang Lahat

Baca juga: Banjir Bandang Lahat Rendam Bangunan Sekolah, SDN 2 Desa Lubuk Sepang Diliburkan Sementara

Warga semula menganggap air sungai normal setelah hujan deras pukul 05.00 Wib.

Namun ketegangan itu berganti jadi histeris.

Dalam hitungan detik, air sungai naik.

Warga yang mengetahui lantas berteriak histeris air naik, air naik.

Warga langsung menyelamatkan istri dan anak ke tempat yang lebih tinggi.

Jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi bibir sungai Mulak.

"Benar benar kami tidak menyangka air datang dengan tiba tiba setinggi 4 meter," katanya.

rumah warga hancur dampak banjir bandang lahat
Foto rumah Sukiman di desa keban agung yang menjadi korban banjir bandang, Jumat (10/3/2023).

Menurut Sukiman musibah diawali dengan fenomena air sungai seperti surut sekitar pukul 06.00 Wib

Sebagian besar warga mengganggap aman karena setelah hujan deras, air Sungai Mulak normal.

Namun 10 menit kemudian, terdengar suara bergemuruh dari hulu sungai.

Sukiman dan warga lain, lantas berteriak air naik, air naik.

Mereka lantas mengevakuasi anggota keluarga ke pinggir jalan yang berjarak 100 meter dari bibir sungai.

"Tidak ada yang bisa diselamatkan terkecuali baju di badan," katanya.

Dalam hitungan menit pagi yang damai di Desa Keban Agung jadi hingar bingar.

Sukiman hanya bisa menyaksikan dari kejauhan rumah yang dihuni belasan tahun, seketika hancur.

Air bah yang datang setinggi 4 meter menyapu rumah warga yang berada di sepanjang aliran sungai Mulak.

Derasnya air yang bergulung bak tsunami disertai gelondongan kayu dan lumpur menghancurkan rumah warga.

Kades Teban Agung Tamadin usia 62 tahun saat ditemui di lokasi musibah mengatakan lebih dari 40 rumah terdampak. 26 rumah diantaranya hanyut.

Pantauan di lokasi, material banjir berupa gelondongan pohon dan lumpur mengubur rumah warga.

TNI dan Polri hingga kemarin siang masih membantu proses evakuasi harta benda warga.

Sekitar pukul 12.00, sempat terdengar teriakan awas air naik.

Kondisi ini sempat membuat warga dan tim evakuasi segera menjauh dari lokasi banjir. (Sripo/rto/oki/ehdi).

Mayat Pria Ditemukan

Sesosok mayat pria ditemukan tak jauh dari lokasi banjir bandang Lahat, Jumat (10/3/2023).

Hingga kini belum diketahui pasti apakah mayat tersebut korban banjir bandang Lahat atau bukan.

Kapolsek Merapi Barat, AKP Herman Akhiri mengatakan, mayat tersebut ditemukan oleh dua warga bernama Masri (50) dan Ramlan (45) yang sedang mencari kayu bakar dan ikan sungai yang tak jauh dari titik lokasi banjir bandang Lahat.

Polisi dibantu warga mengevakuasi mayat pria yang ditemukan tak jauh dari lokasi banjir bandang Lahat, Jumat (10/3/2023).
Polisi dibantu warga mengevakuasi mayat pria yang ditemukan tak jauh dari lokasi banjir bandang Lahat, Jumat (10/3/2023). (Sripo/ Ehdi Amin)

Tepatnya di dekat aliran Sungai Lematang, Desa Payo Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat.

"Tiba tiba mereka terkejut saat melihat ada mayat,"terangnya, Jumat (10/3/2023).

Mayat yang ditemukan dalam keadaan tersangkut di antara pepohonan.

Saksi kemudian, malporkan pebenemuan ke kepala desa Payo.

kemudian Bhabinkamtibmas bersama dengan Anggota piket polsek merapi barat beserta anggota reskrim langsung mendatangi TKP kemudian dilakukan evakuasi terhadap mayat tersebut selanjutnya langsung di bawa ke RSUD lahat.

"Belun diketahui identitasnya dan penyebab bisa tewas di lokasi apakah korban hanyut atau penyebab lainya," ujarnya.

Bocah Tewas Terseret Banjir Bandang Lahat

Seorang bocah menjadi korban jiwa akibat banjir bandang yang menerjang Kabupaten Lahat, Kamis (9/3/2023).

Korban tewas terseret derasnya aliran banjir bandang.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Sumsel Ansori mengatakan, korban tewas diketahui bernama Giga Danuri berusia 11 tahun.

"Korban beralamat di Bedeng RD. PJKA Kec. Lahat," ujar Ansori melalui rilis yang dibagikannya.

Guru dibantu personel TNI bersama-sama membersihkan bangunan SDN 2 Lubuk Sepang, Lahat yang terdampak banjir bandang Lahat, Jumat (10/3/2023).
Guru dibantu personel TNI bersama-sama membersihkan bangunan SDN 2 Lubuk Sepang, Lahat yang terdampak banjir bandang Lahat, Jumat (10/3/2023). (Sripoku/EHDI AMIN)

Ansori menjelaskan, berdasarkan informasi dari anggota Korem 044/Gapo, penyebab terjadinya banjir bandang ini dikarenakan tingginya curah hujan.

Hal tersebut mengakibatkan meluapnya air Sungai Lematang, Lahat.

"Tim Gabungan TNI,BPBD dan SAR Kab. Lahat masih melakukan pencarian korban serta melakukan pendataan kerugian akibat banjir dan memberikan himbauan kepada masyarakat di sepanjang aliran Sungai Lematang agar menjauh dari aliran sungai," ujarnya.

"BPBD Provinsi Sumsel segera melakukan kaji cepat dan membawa bantuan logistik 200 paket," lanjutnya.

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved