Pilgub Sumsel 2024

Heri Amalindo Blak-blakan Alasan Maju Pilgub Sumsel 2024, Ibaratkan Sedang Berkebun

Dr Ir Heri Amalindo mengungkapkan keinginan dirinya maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan (Sumsel) 2024 bukan tanpa alasan. 

TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF
Heri Amalindo saat berkunjung ke Graha Tribun Sumsel, Rabu (1/3/2023) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Dr Ir Heri Amalindo mengungkapkan keinginan dirinya maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan (Sumsel) 2024 bukan tanpa alasan. 

Mengingat Heri Amalindo saat ini sudah hampir dua periode menjabat sebagai Bupati PALI, otomatis tidak bisa kembali maju ditempat sama di Pilkada 2024, sehingga ia ingin berbuat lebih banyak untuk provinsi Sumsel. 

"Kenapa saya ingin maju karena yang pertama tentunya di 2024 itu, saya sebagai bupati PALI 2 periode itu habis selesai. Kedua kami juga ingin berpartisipasi terhadap Sumatera Selatan ini, untuk katakanlah memajukan Sumsel dengan pembangunan yang merata, " kata Heri Amalindo saat berkunjung ke Graha Tribun Sumsel , Rabu (1/3/2023)

Mengingat dari kacamata dirinya, Sumsel yang terdiri dari 17 Kabupaten kota ini, dirasa kurang bersinergi, kurang membaur satu sama lain untuk mengangkat nama Sumsel selama ini. 

"Sumsel ada 17 kabupaten kota, notabanenya 17 kabupaten kota ini harus bagus, harus baik. Seperti yang disampaikan Presiden pertama kita Bung Karno, Jakarta itu sebagai ibu kota tidak akan terang oleh obor di Jakarta, tapi dia bisa terang oleh republik ini, karena lilin-lilin yang ada. Artinya kabupaten kota ini harus bagus, harus baik, harus terintegrasi, sehingga membawa nama Sumsel itu menjadi lebih baik, " jelasnya. 

Mantan Kepala PU Bina Marga (BM) era Gubernur Alex Noerdin ini pun merasa dirinya, masih melihat proses yang ada sebelum memastikan di kontestasi Pilgub Sumsel nanti, dengan melihat hasil dilapangan. 

"Kalau pede (Percaya Diri) pasti tidak maju. Artinya pede dak pede itu kan berjalan sambil melihat peluang," papar Heri Amalindo

Dijelaskan Heri, ia mengibaratkan akan ikut berkontestasi di Pilgub Sumsel sama seperti dirinya berkebun.

Dimana orang yang berkebun belum  pasti akan berhasil mendapatkan hasil yang diharapkan. Namun, berkebun juga harus ada tahapan yang dilalui untuk bisa berhasil. 

"Tidak ada orang yang memastikan kita berkebun akan berhasil, tapi dengan satu syarat berhasil jika bersungguh-sungguh, kebun dijaga, diperlihara, ditanam, dirawat, ngajak orang ramai- ramai dan bersama-sama InsyaAllah berhasil. Jadi pede atau tidak pede itu tergantung yang kita perbuat dan lakukan, kalau kita tidur saja mau nyalon Gubernur itu pedenya berlebihan," ucapnya. 

Heri sendiri tak menampik jika saat ini dirinya kesana kemari (roadshow), minta tolong dan minta bantu dengan bersilaturahmi ke petinggi parpol dan sejumlah pihak, lebih untuk mewujudkan kebersamaan yang dibangun.

Mengingat, mau jadi Gubernur itu tentunya tidak ringan, dengan memimpin 17 Kabupaten/ kota se Sumsel. 

"Artinya berat, dan berat ini bisa bergotong-royong. Jadi kalau bergotong royong sehingga semua menjadi ringan, karena saling menolong, ini menolong sedikit ini, menolong sedikit ini kan bisa tercapai, Jadi kami bersungguh, kita bersilaturahmi juga bisa menyatukan dari kawan-kawan yang lain, mungkin yang selama ini kita jarang bertemu dengan ada kegiatan ini, saya mau mencalonkan untuk menjadi gubernur, artinya bisa nyambung lagi tali silaturahmi, jadi yang paling benar itu silaturahmi, " terangnya. 

Wakil Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan provinsi Sumsel bidang Urusan Komunikasi antar Parpol ini mengungkapkan, bersilaturahmi itu sangat penting, selain untuk kebersamaan juga sebagai jaringan dirinya kedepan bertarung di Pilgub Sumsel kalau memang layak. Mengingat apa yang telah diperbuatnya di Kabupaten PALI selama ini yang daerah tertinggal sudah maju, sehingga perlu di perluas lagi lingkupnya. 

Apalagi pembangunan yang merata di Sumsel perlu dilakukan, bukan hanya daerah- daerah tertentu saja yang jadi prioritas pembangunan. 

"Nah untuk itulah kami berkeinginan ke depan ini mensinergikan menyatukan 17 kabupaten kota ini yang ada di provinsi Sumsel, bersinergi menyatukan bersama- sama, karena Sumsel ini kan ada 17 Kabupaten kota bukan 1 atau 2 Kabupaten kota saja tapi 17, ini harus bersama- sama bersinergi sehingga kabupaten kota ini membesarkan Sumsel," tandasnya. 

Ketua Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Sumsel ini pun mengutip apa yang disampaikan Ketua KPK Firli Bahuri, dari kutipam Bunga Karno jika Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia itu, tidak bisa terang oleh obor yang di Jakarta saja, melainkan Indonesia ini bisa terang dengan adanya lilin-lilin di kota-kabupaten seluruh Republik Indonesia. 

"Artinya, seluruh kabupaten kota Provinsi itu bagus semua, nah inilah membuat kami coba untuk mengikuti kontestasi daripada Pemilukada Gubernur 2024 ini," capnya. 

Ia pun belum bisa berangan- angan tekait dukungan parpol atau basis massanya nanti, mengingat perjalananan untuk Pilgub Sumsel masih terbilang cukup jauh, dan masih menunggu hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 

"Setelah 14 Februari 2024 (Pileg dan Pilpres) lah. Artinya apa yang disampaikan itu tadi untuk sekarang ini belum pas untuk kita sampaikan, karena kita akan melihat dulu kan dari partai kantong-kantong mana ini, legislatifnya gimana, nah setelah kita ketahui itu baru kita sambil berbicara kantong-kantong gitu yang bisa kita lakukan gitu ya, walaupun secara praktek itupun kadang-kadang tidak pas terjadi, tapi setidak-tidaknya kita kan bisa memprediksi, seperti orang mensurvei, " ujarnya. 

Heri sendiri mengaku dirinya tak merasa ada persaingan dengan pak Gubernur Sumsel Herman Seru, mengingat bagaimanapun Herman Deru adalah atasan Bupati dan Walikota di Sumsel, yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat

"Secara kedinasan kami tetap hormat sama beliau selaku atasan kami dan tidak bisa dihindari, dan ia atasan kami. Tapi kontestasi ini demokrasi dan masih jauh dalam perjalanan. Artinya semua kemungkinan bisa terjadi, sekarang kami datang- datangi untuk popularitas dan elektabilitas, kalau elektabilitas dan popularitas kita kurang kenapa kami memaksakan diri. Artinya maju atau tidak harus ada hitung- hitungannya juga, tapi kalau sekarang pedenya untuk berjalan dulu gitu, " bebernya seraya komunikasi pribadi dengan Herman Deru ada selama ini. 

Baca juga: Partai Prima Menang Gugatan Perdata Atas KPU, PN Jakpus Perintahkan Pemilu 2024 Ditunda

Sedangkan dari partainya sendiri yaitu PDIP, Heri mengaku Ketum Megawati Soekarnoputri pasti memiliki pertimbangan dalam menentukan siapa kader yang akan diusung dalam setiap Pilkada Sumsel nanti, dan ia pun selalu berkomunikasi dengan ketua DPD PDIP Sumsel Giri Ramanda N Kiemas. 

"Tentunya, kalaupun nanti PDIP mengusung kaderkan, mungkin dia akan melihat lagi, bagaimana popularitasnya, bagaimana elektabilitas dia dan kemudian semua itu kami kalau di PDIP kan tegak lurus. Artinya instruksi dari ibu Megawati yang kami pegang. Jadi terlalu dini kalau kamu ngomong sekarang kami didukung oleh PDIP walaupun kami sendiri dari PDIP, artinya kita tetap berjalan dan PDIP akan lihat nanti, kalau kita layak, pantes kenapa tidak PDIP mendukung kadernya," pungkasnya. 
 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved