Berita Muratara

Penjelasan Pihak RSUD Rupit Muratara Soal Cuitan Viral Bayi Lahir Cedera 

Penjelasan Pihak RSUD Rupit Muratara Soal Bayi Lahir Cedera yang viral di Media Sosial

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM
Ilutrasi bayi. Viral Cuitan Sang Ibu yang mengeluh Bayi yang mengalami cedera saat persalinan di RSUD Rupit, Kabupaten Muratara. 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah 


TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Ibu dari bayi yang lahir cedera saat persalinan di RSUD Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), mengaku bersyukur banyak orang peduli dengan kejadian yang dialami keluarganya.

Sebelumnya ibu yang diketahui berinisial KPA (32) itu membuat cuitan di medsos Facebook hingga viral mengungkapkan bahwa anaknya lahir dengan kondisi patah tangan dan infeksi paru-paru akibat air ketuban.

"Alhamdulillah, setelah viral ternyata pemerintah ada untuk rakyatnya, orang miskin seperti kami jangan lagi takut, banyak orang baik, kami mengucapkan terima kasih," kata KPA dalam cuitan terbarunya di Facebook dilihat TribunSumsel.com, Rabu (22/2/2023). 

Dia mengungkapkan, saat ini bayinya sudah dirawat dengan baik, dan diharapkan bisa sehat, serta panjang umur. 

Dia juga terus berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi tulang dan paru-paru sang buah hatinya.

Dia berharap masyarakat pengguna Facebook untuk memahami kejadian yang dialami keluarganya, sehingga tidak membela RSUD Rupit telah memberikan pelayanan baik.

"Yang komen merasa RSUD Rupit bintang lima, lebih baik tidak usah komen, hatiku masih panas, nanti aku balas komen, kamu tidak senang. Yang penting tolong doakan anak kami sehat terus, panjang umur," ujarnya. 

Sebelumnya diberitakan, heboh di medsos sebuah akun Facebook yang mengaku seorang perempuan baru saja melahirkan di RSUD Rupit, Kabupaten Muratara.

Dia mengungkapkan keresahannya menggunakan bahasa setempat terhadap pelayanan petugas medis RSUD Rupit saat persalinan. 

Bila diartikan lebih kurang maksudnya bahwa meminta pihak RSUD Rupit untuk segara merujuk anaknya yang baru saja dilahirkannya. 

Mengingat, anaknya mengalami cedera saat persalinan dengan kondisi tangan patah dan sudah membengkak, serta infeksi paru-paru akibat air ketuban. 

Humas RSUD Rupit, Ahmad Afandi menjelaskan, sebenarnya pihak pasien dan keluarganya tak mempermasalahkan mengenai proses persalinan di rumah sakit plat merah itu. 

Hanya saja, setelah persalinan, terjadi kesalahpahaman antara pasien dan tenaga kesehatan di RSUD Rupit mengenai prosedur rujukan.

"Kami sudah mendatangi keluarga pasien, mereka berterima kasih, soal proses lahiran mereka tidak mempermasalahkan. Pasien juga menyadari posisi lahiran itu juga susah, dia terima kasih juga.Cuma ada miskomunikasi antara pasien dan petugas kita, pasien mendesak mau rujuk, cuma kan petugas kita tidak berani main rujuk saja, mereka mau konsultasi dengan dokter dulu," kata Afandi.

Menurut dia, bayi cedera tersebut sebenarnya masih bisa ditangani oleh dokter di RSUD Rupit, namun orangtuanya bersikeras tetap ingin dirujuk. 

"Pasien minta rujuk, sebenarnya masih bisa kita tangani, tapi karena pasien ngotot minta rujuk, jadi kita rujuk, dirujuk ke RS AR Bunda Lubuklinggau," katanya. 

Dia mengungkapkan, pasien masuk RSUD Rupit pada Sabtu 18 Februari 2023 lebih kurang sekira pukul 22.59 WIB malam, lalu melahirkan sekira pukul 24.00 WIB.

"Dia masuk rumah sakit itu sudah bukaan delapan, berat bayinya 3,4 kilogram, anak yang lahir ini anak ketiga," ujar Afandi. 

Dijelaskannya, bayi tersebut mengalami distosia bahu, dimana kondisi seperti itu disebut-sebut memang berisiko, karena bisa menyebabkan cedera pada tulang leher, bahu atau tangan.

"Bahunya nyangkut, kepala sudah keluar, tapi bahunya nyangkut. Bayi itu cederanya cuma tangan, sebelah kiri. Kita sudah konsultasi dengan dokter bedah, mau kita pasang gips, tapi belum sempat dipasang, pasien mau minta rujuk," katanya.

Afandi memastikan bahwa kondisi pasien dan bayi berjenis kelamin perempuan itu saat dilahirkan dalam keadaan sehat semua.

"Ibunya sehat, bayinya sehat, cuma perlu dibantu dengan spalk saja, pasang gips, karena kalau mau dioperasi juga tulang bayi kan masih lunak," katanya. 

Direktur RSUD Rupit, dr Ladonna Sianturi mengungkapkan bahwa pasien saat datang ke rumah sakit memang dalam keadaan hampir bukaan lengkap. 

Lalu pasien dipindahkan ke ruangan persalinan untuk dilahirkan secara normal.

"Nah, saat proses persalinan, bahu bayi tersangkut di pinggul. Keadaan ini disebut distosia bahu, jadi distosia bahu ini kondisi dimana menjadi penyulit kehamilan yang tidak dapat diprediksi.Jadi saat terjadi distosia bahu, jika bayi lambat dilahirkan bisa meninggal di dalam rahim. Keadaan ini sangat memungkinkan cedera pada bayi saat lahir, ditambah si ibu memang kurang baik saat mengejan," jelas Ladonna.

Tenaga kesehatan di ruangan persalinan tersebut sudah melapor ke dokter anak dan dokter bedah.

"Karena lahirnya di hari Ahad, dokter visite masuknya di hari Senin. Nah saat dokter visite masuk, pasien bisa dirawat di RSUD Rupit, nanti dipasang gips pada hari Selasa," katanya. 

Pada hari Senin, dokter memeriksa sang ibu dan bayinya, serta memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang kejadian tersebut. 

Alhasil, pada Selasa pagi, pasien meminta agar dirujuk ke rumah sakit di Kota Lubuklinggau.

"Tapi karena ini sistem rujukan terintegrasi, kita harus menunggu dulu. Karena tidak kunjung dirujuk, keluarga mungkin marah. Kami minta bantuan dokter kita untuk bantu ke rumah sakit AR Bunda. Jam sembilan pasien dapat tempat," katanya.

Baca juga: Anak Patah Tangan Saat Proses Kelahiran di RSUD Rupit Muratara, Curhat Ibu Bayi Viral di Facebook

Ladonna mengaku sudah menjenguk pasien di rumah sakit AR Bunda, dan mencoba memberikan penjelasan untuk dimengerti pihak keluarga.

"Kami mengajak bicara dari hati ke hati, meluruskan keadaan. Terlepas dari apapun, kami atas nama manajemen RSUD Rupit beserta pegawai datang ke sana meminta maaf kepada keluarga pasien," katanya.

 

Baca Berita Lainnya di Grup Whatsapp Tribunsumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved