Berita Nasional

Abaikan Tangis Putri Candrawathi, Ibu Brigadir J : Dia Dalang dan Sumber dari Pembunuhan Berencana

Rosti Simanjuntak, Ibu almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menyebut Putri Candrawathi adalah dalang pembunuhan berencana

Kolase Tribun
Rosti Simanjuntak mengaku heran dengan tuntutan Putri Candrawathi lebih ringan daripada yang diberikan ke Richard Eliezer. 

Namun tudingan miris justru mengarah begitu kencang kepadanya.

"Saya dituduh berdusta dan mendramatisir situasi. Tidak berhenti di situ saja, saya dituding sebagai perempuan tua yang mengada-ada. Semua kesalahan diarahkan kepada saya tanpa saya bisa melawan," kata Putri.

Putri Candrawathi menangis saat membacakan nota pembelaan (pledoi) dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J yang digelar, Rabu (25/1/2023)
Putri Candrawathi menangis saat membacakan nota pembelaan (pledoi) dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J yang digelar, Rabu (25/1/2023) (Kolase Tribun)

Putri merasa bimbang. Ketika memilih diam, publik mendesaknya untuk muncul dan bicara.

Begitu buka suara, para pengamat berkomentar, menudingnya bukan korban kekerasan seksual karena masih sanggup bicara.

Padahal, kata Putri, mereka tak tahu kejadian yang sebenarnya.

"Apa pun yang saya lakukan menjadi salah di mata mereka," ujarnya. Putri pun mengaku bahwa dirinya benar-benar mengalami kekerasan seksual dan penganiayaan oleh Yosua.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (7/7/2022) sore di rumah Putri di Magelang, Jawa Tengah.

Menurut Putri, Yosua tidak hanya memperkosa dan menganiaya dirinya, tetapi juga mengancam akan membunuhnya dan anak-anak jika ada orang lain yang mengetahui peristiwa ini.

"Yang mulia, saya takut, sangat ketakutan saat itu. Saya sangat menderita dan menanggung malu berkepanjangan. Bukan hanya saya, tetapi juga seluruh anggota keluarga kami," ucapnya.

Namun demikian, Putri mengaku, dirinya tidak pernah sedikit pun menginginkan, menghendaki, merencanakan, atau melakukan perbuatan bersama-sama menghilangkan nyawa Yosua.

Istri Ferdy Sambo itu mengeklaim, dirinya tak tahu sang suami datang ke rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, tempat Yosua ditembak mati.

Putri juga mengaku tak tahu menahu telah terjadi penembakan Yosua karena saat itu ia sedang istriahat di kamar di rumah dinas dengan pintu tertutup.

Oleh karenanya, Putri berharap majelis hakim mengambil keputusan secara arif dan bijaksana dalam kasus ini.

Putri ingin sesegera mungkin kembali bertemu dengan anak-anaknya.

"Yang Mulia, sungguh, saya ingin menjaga dan melindungi anak-anak kami, mendampingi mereka, dan kembali memeluk mereka serta menebus segala kegagalan saya sebagai seorang ibu. Saya berharap saya dapat kembali bersama anak-anak saya untuk memuaskan jiwa anak-anak kami menghadapi peristiwa ini," tuturnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved