Berita Ogan Ilir

3 Produk Kain Khas Ogan Ilir Cocok Jadi Objek Festival Seni Budaya, Dipamerkan Saat Fesvital Burai

Ada 3 produk kain asal Ogan Ilir cocok jadi objek Festival Seni Budaya, dan telah dipamerkan saat  Festival Burai.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/AGUNG DWIPAYANA
Bupati Panca Wijaya Akbar dan Ketua TP PKK Kabupaten Ogan Ilir, Siti Khadijah Mikhailia Khairunisa Alamsjah membeli kain gebeng kedukan kain khas Ogan Ilir yang dipamerkan pada Pergelaran Seni Budaya dan Pameran Wisata di Anjungan Sumatera Selatan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada 30 Oktober lalu. 

Pengrajin songket di Muara Penimbung pun disibukkan dengan banyaknya permintaan konsumen dari berbagai daerah.

Seperti dari Palembang dan Muaraenim untuk wilayah Sumatera Selatan, Medan di Sumatera Utara hingga ke ibukota Jakarta.

Kain Gebeng merupakan kain sarung yang masih tetap eksis dan banyak peminatnya.

Di tengah serbuan merek ternama untuk produk kain sarung, kain gebeng hingga kini masih diminati konsumen.

Sebelum merek ternama bermunculan di pasaran, kain gebeng menjadi primadona di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Melayu dan Sumatera Selatan.

Di Ogan Ilir, sentra kerajinan kain gebeng salah satunya ada di Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu.

Adalah Zainabun, wanita yang sejak tahun 1981 menekuni kerajinan yang terbuat dari kain sutra ini.

"Kerajinan kain gebeng ini merupakan usaha busana tradisional yang diwariskan turun-temurun oleh orang tua dan kakek-nenek kami," kata Zainabun kepada TribunSumsel.com

Zainabun menerangkan, ada beberapa macam kain gebeng yang hingga kini menjadi primadona yakni diantaranya serampang dua belas, pucuk rebung, mato pirik, tujuh motif.

Seiring perkembangan zaman dan era digital saat ini, Zainabun mencoba mengikuti tren warna kain gebeng.

"Permainan warna ini yang kami kedepankan. Karena mengikuti permintaan konsumen juga," ucap Zainabun.

Dalam menenun kain gebeng, Zainabun juga memanfaatkan bahan pewarna dari alam diantaranya pandan, mengkudu, manggis dan kunyit.

Tahap mewarnai disebut Zainabun adalah yang paling memakan waktu.

"Kalau proses menenun untuk ukuran kain 1 meter misalnya, satu hari selesai. Tapi untuk mewarnai, perlu ketelitian dan memerlukan waktu beberapa hari," ungkap Zainabun.

Dalam sebulan, berbekal tiga unit alat tenun bukan mesin (ATBM), Zainabun dapat menghasilkan hingga 20 lembar kain tenun gebeng.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved