Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Kompres Kerokan, Antisipasi Orangtua jika Anak Sakit, Kemenkes Larang Obat Sirup (1)

Kemenkes RI meminta nakes tidak meresepkan obat cair atau sirup membuat orang tua cemas dan khawatir. Beralih ke tablet, dikompres dan kerokan.

Editor: Vanda Rosetiati
TANGKAP LAYAR TRIBUN SUMSEL
Kemenkes RI meminta nakes tidak meresepkan obat cair atau sirup membuat orang tua cemas dan khawatir. Orang tua beralih ke tablet, dikompres dan kerokan sejak obat sirup dilarang 

Biasanya, kata Azizah, setelah anaknya mengkonsumsi obat sirup penurun panas, kondisi demam anaknya perlahan membaik, hingga akhirnya sembuh tanpa ada gejala.

"Kalau sudah dikompres sama minum air putih banyak, panasnya tidak turun-turun, biasanya saya beli obat sirup yang Paracetamol itu. Setelah itu biasanya sembuh, tidak ada gejala apa-apa," ujarnya.

Orangtua lainnya yang memiliki anak balita, Marly mengaku kini menjadi ketakutan untuk membeli obat dalam bentuk sirup. Apalagi ada isu baru-baru ini, obat sirup diduga menjadi penyebab banyaknya kasus gangguan ginjal akut pada anak.

"Jadi takut kita, terus terang saya selama ini sering memberikan anak saya obat sirup. Alhamdulillah tidak ada gejalanya, tapi ke depannya mungkin cari alternatif obat lain, bahaya juga kalau gagal ginjal," katanya.

Dia menambahkan, Kementerian Kesehatan pun baru saja mengeluarkan instruksi agar apotek dan pelayan kesehatan untuk sementara waktu ini tidak menjual dan meracik obat sirup. Masyarakat juga diimbau untuk tidak mengkonsumsinya sampai ada edaran resmi dari pemerintah.

Ditambah lagi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis nama 5 obat sirup yang ditarik peredarannya. Kelimanya ditarik karena dinilai memiliki kandungan cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang melebihi ambang batas aman.

"Kalau sekarang kalau anak saya demam ya dikompres, minum air putih banyak, atau pakai obat herbal, misalnya kepalanya dibasahi dengan air daun rambutan, daun lakum atau daun cape. Kalau belum sembuh juga baru konsultasi ke dokter," katanya.

Kecemasan sama juga diungkap para orang tua di Martapura OKUT.

"Anak saya dulu yang kecil sering minum obat sirup, tapi akhir-akhir ini ada larangan dari pemerintah jadi ikut cemas juga," kata Aji Rahmat.

Ia menyebutkan, bahwa dulu anaknya kalau sakit demam biasanya minum sirup obat paracetamol.

"Hasilnya memang sembuh," bebernya.

Menanggapi edaran pemerintah, kini apabila anaknya sakit Aji akan mensiasati dengan meminta obat kapsul racikan dari dokter.

"Iya biasanya ada, itu obat tablet lalu dihaluskan kemudian dimasukan ke kapsul," kata dia.

Adanya kasus gagal ginjal akut pada balita, diduga setelah mengonsumsi obat sirup, juga membuat para orang tua di Indralaya, Ogan Ilir, merasa resah.

Para orang tua mengaku khawatir anak mereka akan terkena gagal ginjal akut misterius tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved