Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Daging Diolah Jadi Kornet, Kurban Online Praktis, Proses Penyembelihan Sesuai Syariah (1)

Kurban secara online menjadi tren. Selain lebih mudah dan praktis, masyarakat juga tak perlu repot-repot mencari hewan kurbannya di saat wabah PMK.

Editor: Vanda Rosetiati
DOK TRIBUN SUMSEL
Kurban secara online menjadi tren. Selain lebih mudah dan praktis, masyarakat juga tak perlu repot-repot mencari hewan kurbannya di saat wabah PMK. 

Ada beberapa kemudahan untuk masyarakat yang ingin berkurban, bisa datang langsung ke kantor perwakilan Sumsel. Kemudian bisa jemput donasi ada tim yang akan menjemput, bisa dengan menghubungi 0853-7414-9199. Lalu bisa via online, yang bisa diakses melaui www.rumahzakat.org.

Menurutnya, Rumah Zakat mengoptimalkan pembayaran kurban secara online dan tentunya secara syariah itu sah. Jadi pastikan saja lembaga yang melakukan sesuai syariah. Karena berdasarkan Fatwa MUI nomor 37 tahun 2019 diperbolehkan menyimpan sebagian daging kurban yang telah diolah dan diawetkan dalam waktu tertentu untuk pemanfaatan dan pendistribusian kepada yang lebih membutuhkan.

"Untuk harga tidak ada kenaikan meskipun ada PMK. Kalau kambing Rp 2,7 juta dan sapi Rp 18,5 juta. Untuk sapi bisa juga yang 1/7 jadi satu orangnya Rp 2.859.000. Harga tersebut sudah termasuk pengkornetan, distribusi dan hak si pengkurban juga akan diberikan," katanya

Sulaiman menjelaskan, bagi yang kurban akan diberikan haknya, misal satu kambing bisa jadi 30 kaleng kornet, maka 10 kalengnya akan dikirim ke pengkurban. Sebab saat akan berkurban juga mengisi data-data yang diperlukan, jadi nanti dikirim sesuai alamat yang diinput.

"Jadi masyarakat tak perlu khawatir untuk berkurban secara online. Karena pada 10 Dzulhijjah hewan kurban akan disembelih, lalu magrib selesai baru diolah jadi kornet dan rendang. Setelah hewan kurban disembelih akan diinfokan melalui SMS ke pengkurban," katanya

Sulaiman menambahkan, dengan diolah harapannya pendistribusiannya lebih luas jangkauannya dan manfaatnya untuk masyarakat juga lebih lama. Bisa untuk yang terkena musibah atau daerah rawan bencana.

Superqurban ini juga salah satu siaga pangan juga. Ketika ada bencana alam ini menjadi solusi. Jadi tidak hanya makan nasi bungkus tapi makan daging juga yaitu kornet atau rendang.
Artinya tidak hanya sisi agama tapi sisi sosialnya juga.

"Bagi perusahaan atau komunitas bisa juga skema co branding di kaleng Superqurban. Nantinya di kaleng kornet atau rendang ada logo Mitra, jadi bisa dipakai untuk CSR atau yang lainnya," katanya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved