Penyapu Jalan Korban Tabrak Lari
Tangis Istri Penyapu Jalan Korban Tabrak Lari, Hamil 7 Bulan, Berharap Pelaku Tunjukkan Itikad Baik
Tangis istri penyapu jalan korban tabrak lari. Hingga kini pelaku tabrak lari terhadap Hamim (40) petugas kebersihan Kota Palembang belum diketahui.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tangis istri penyapu jalan korban tabrak lari. Hingga kini pelaku tabrak lari terhadap Hamim (40) petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang yang sedang menyapu di jalan A Rivai Palembang masih belum diketahui keberadaannya.
Korban juga masih menjalani perawatan intensif di RS Siloam Sriwijaya Palembang pasca menjalani tindakan operasi di bagian kepala akibat kecelakaan tersebut.
Hal ini telah meninggalkan luka mendalam di benak keluarga tak terkecuali Ermawati (40), istri korban. Apalagi Erma saat ini sedang hamil tujuh bulan anak keempatnya.
"Kemarin kami masih seperti biasa, Ayah masih antar kami. Tidak ada firasat bakal seperti ini," ujar Ermawati yang tak kuasa menahan tangis, Kamis (21/4/2022).
Semakin terasa sakit bagi Erma lantaran pelaku tabrak lari terhadap suaminya belum menunjukkan itikad baik.
Jangankan untuk menanggung biaya rumah sakit, pelaku sampai sekarang belum juga datang untuk menyampaikan permintaan maaf ke keluarga korban.
"Saya ini tidak mau apa-apa, cuma mau lihat itikad baiknya. Suami saya sampai begitu gara-gara perbuatan dia (pelaku). Tega dia langsung pergi saja, tidak kasihan dia sama kami pihak keluarga," ujarnya yang makin terisak menangis.
Erma bercerita, tubuhnya seketika terasa lemas saat mendengar kabar buruk yang dialami suaminya.
Padahal saat itu dia sedang hamil masih berada di rumah usaha salah satu tetangganya untuk bekerja membuat kue lebaran.
Pekerjaan itu Erma ambil semata-mata untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Saya lemas langsung tidak tahu mau gimana. Akhirnya anak saya yang ke rumah sakit duluan. Baru nyusul saya, tapi disana kami tidak bisa langsung masuk soalnya masih dibatasi jam besuk," ucap dia.
Baca juga: Pemuda Pancasila Dilarang Keras Minta THR Bawa Nama Organisasi, Dikasih Secara Pribadi Itu Rezeki
Erma berujar, sudah lima tahun suaminya bekerja sebagai tukang sapu jalan di bawah naungan Dinas Kebersihan Kota (DKK) Palembang.
Sebelumnya Hamim bekerja sebagai pengumpul barang-barang bekas untuk menafkahi keluarga.
Erma sendiri tak ingin tinggal diam melihat suaminya bekerja sendiri mencari uang.
Untuk itu dia rela ikut kerja serabutan mengurus rumah-rumah tetangga sampai akhirnya bekerja di rumah salah satu bidan.