Sumsel Virtual Fest 2022
Banyak Anak Muda Pilih Akhiri Hidup, Ini Kata Psikolog dan Sosiolog
Belakangan ini terjadi beberapa kasus anak muda yang mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Belakangan ini terjadi beberapa kasus anak muda yang mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Dalam dua pekan terakhir saja ada tiga kasus bunuh diri yang pelakunya adalah usia produktif antara di bawah 30 tahun.
Hal ini terungkap di Live Talk Sumsel Virtual Fest tahun 2022 terkait Mengapa Orang Bunuh Diri, dari Sudut Pandang Psikolog dan Sosiolog, Senin (21/03/2022) pukul 14.00 WIB.
Dalam Live Talk tersebut sebagai Redaktur Tribun Sumsel Lisma Noviani. Talk show menghadirkan dua nara sumber yakni Guru besar UIN Raden Fatah/Dekan FTIK/Pengamat Sosial Prof Dr H Abdullah Idi, M. Ed dan Psikolog Klinis RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Syarkoni S.Psi M.Psi.
Dalam kasus bunuh belakang ini di Palembang teridiri dari tiga kasus rata-rata usia 20 sampai 29 tahun. Dari WHO setiap 40 detik itu terdapat satu orang meninggal bunuh diri atau setara 800 ribu orang meninggal setiap tahun di dunia.
Guru besar UIN Raden Fatah/Dekan FTIK/Pengamat Sosial Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M. Ed mengatakan, dari sisi Sosiologi sebenarnya fenomena bunuh diri ini sudah lama sejak revolusi di Eropa sudah terjadi bunuh diri.
"Kondisi sekarang saya kira sudah varian sifatnya betul ikatan sosial yang rendah, bisa juga karena regulasi. Tapi sekarang ini saya kira, ketergantungan teknologi bisa mendorong presepsi prilaku sifat daripada seseorang sehingga memunculkan sifat sudah benar apa yang mereka lakukan," kata Abdullah saat diminta tanggapan di Live Talk.
Sikap alturistik ialah sudah benar apa yang mereka lakukan dalam Sosiologi.
Baca juga: Kalau tak Pakai Bodyvest, Mungkin Saya Mati Tertembak, Bripka Nairul Ihsan Tertembak Penjahat
Psikolog Klinis RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Syarkoni S.Psi M.Psi mengatakan, jika kita perhatikan dari sisi usia tahap dewasa awal menuju dewasa akhir. Dari Psikologi tindakan bunuh diri itu termasuk dalam kategori seseorang mengalami situasi depresi berat.
"Yang dimana kondisi deperesi berat ini induvidu mengalami tekanan mental yang didahului serangkain peristiwa-peristiwa kehidupan yang ia alaminya sehingga yang bersangkutan tidak mampu beradaptasi dan mencari solusi dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi," kata Syarkoni saat di Live Talk.
Ketidakpampuan seseorang dalam mengahadapi realitas kehidupan yang dialaminya, sehingga ada putus asa dan bisa juga diakibatkan rasa bersalah atau berdosa yang sudah terlalu besar sehingga tidak mampu untuk memperbaiki dirinya akhirnya dengan cara mengkahiri hidupnya sendiri.
Lebih lanjut ia menjelaskan keadaan depresi itu dideteksi atau diketahui sebelumnya. Sebelum mengalami depresi berat, seseorang itu terlebih dahulu mengalami psio ringan, sedang dan berat. "Karena berat itu sudah melakukan tindakan mencederai diri sendiri," jelas Syarkoni.
Ada dua kemungkinan yang terjadi seseorang apabila ia mengalami situasi tekanan mental yang diakibatkan oleh beban kehidupan, permasalahan induvidu maupun faktor stres.
Lanjut ia mengatakan kasus bunuh diri melakukan live itu bisa juga korban menyampaikan pesan. "Dari psikologi itu menyampaikan informasi kepada warga atau orang lain bahwa yang bersangkutan adalah mengalami suatu permasalahan dalam hidupnya," ujar Psikologi klinis RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumsel.
Baca berita lainnya langsung dari google news.