Baku Tembak Polisi dengan Bandit di Mura
'Kalau tak Pakai Bodyvest, Mungkin Saya Mati Tertembak', Bripka Nairul Ihsan Tertembak Penjahat
Dalam beberapa detik kemudian, tiba-tiba terdengar letusan dari arah dalam pondok kearah petugas sebanyak dua kali.
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS - Bripka Nairul Ihsan satu dari anggota Tim Landak Satreskrim Polres Musi Rawas yang ikut saat aksi penggerebekan komplotan bandit pelaku pencurian dengan pemberatan (curat) di Dusun Bandung Raya Desa Sukaraya Kecamatan Suku Tengah Lakitan (STL) Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas, pada Minggu (20/3/2022) sekitar pukul 02.00 di nihari.
Bripka Nairul Ihsan tertembak saat penggerebekan tersebut. Dia bersyukur karena berhasil selamat, meski terkena tembakan dari para pelaku kejahatan.
Sebaliknya, dua orang pelaku kejahatan tewas saat aksi baku tembak antara polisi vs bandit di Musi Rawas tersebut.
Kepada wartawan Bripka Nurul Ihsan menuturkan mereka bergerak ke arah pondok di kebun kopi yang terletak di areal perbukitan di Dusun Bandung Raya Desa Sukaraya Kecamatan Suku Tengah Lakitan (STL) Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas, pada Minggu (20/3/2022) sekitar pukul 02.00 dinihari.
Di kegelapan cuaca selepas tengah malam itu, dia bersama rekannya dari Tim Landak Satreskrim Polres Musi Rawas yang dipimpin Kanit Pidum hendak menggerebek tersangka curat yang sudah lama diburu dan diketahui bersembunyi di pondok dalam kebun kopi tersebut.
Dia yang bergerak paling depan bersama Kanit Pidum, hampir mendekati pondok tempat persembunyian para pelaku curat tersebut. Sekitar dua meter lagi mencapai pondok, ditengah kesunyian dia mendengar suara "gemeretak" lantai pondok, seperti suara orang bergerak dari dalam pondok tersebut. Insting polisinya mengatakan, kehadiran mereka dilokasi tersebut sudah diketahui oleh para tersangka curat yang akan digerebek dalam pondok tersebut.
Spontan dia berteriak, "Jangan bergerak, kami polisi". Dan anggota yang lain langsung mengepung pondok tersebut sambil mengeluarkan tembakan peringatan meminta agar para tersangka yang ada dalam pondok tersebut menyerah.
"Pondok itu (tempat persembunyian para tersangka) lokasinya di tebing. Waktu aku mendekat, terdengar suara, kertek, nah bangun ini penjahatnya pikirku. Kami menyebar keliling pondok sambil bilang, kami polisi, dan berikan tembakan peringatan meminta agar mereka menyerah," kata Bripka Nairul Ihsan, Senin (21/3/2022).
Setelah berteriak meminta para tersangka menyerah dan gema suara tembakan peringatan berangsur senyap, dalam beberapa detik kemudian, tiba-tiba terdengar letusan dari arah dalam pondok kearah petugas sebanyak dua kali.
Anggota yang lain berteriak. "Mereka ada senjata, mereka nembak kita". Mendengar itu, anggota yang merasa terancam kemudian langsung mengarahkan tembakan kearah dalam pondok. Setelah menghentikan tembakan, suasana kembali hening.
"Kami belum tahu, apakah tembakan itu mengenai para pelaku atau tidak. Dan kami bilang lagi, ayo keluar, menyerahlah, kami polisi," ucapnya.
Di saat itulah kata Bripka Nairul Ihsan, terdengar suara dari dalam pondok. "Ya pak, saya nyerah". "Kami bilang, kalau nyerah, keluar dan turun dari pondok," ujarnya.
Beberapa saat kemudian, keluarlah seseorang dari dalam pondok, sambil merangkak. Rupanya kakinya tadi saat baku tembak, terkena tembakan petugas. "Kami lihat dia kena, langsung kami amankan, kami borgol. Setelah itu, kami dalam posisi siaga, perlahan masuk kedalam pondok," katanya.
Setelah di dalam pondok, anggota melihat ada dua orang tersangka terkena tembakan. Salah seorang di dekat dapur yang belakangan diketahui adalah tersangka Marledi dan yang satunya lagi dibagian tengah bernama Novian Ependi alias Sul. Saat itu, tersangka masih memegang senjata api, tapi sudah tidak bergerak.
"Tersangka Sul ini senjatanya warna putih mengkilat," katanya.