Corona di Sumsel
Apakah Perayaan Idul Fitri 2022 Bisa Normal, Ini Kata Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono MBiomed
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada kemungkinan perayaan Hari Raya Idul Fitri yang berbeda di tahun ini.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada kemungkinan perayaan Hari Raya Idul Fitri 2022 yang berbeda di tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Namun dengan syarat vaksinasi dosis kedua harus mencapai 70 persen sebelum Lebaran.
Menanggapi hal tersebut menurut Ahli Mikrobiologi Prof Dr dr Yuwono M Biomed, sebenarnya Menkes harusnya konsisten dengan pendapatnya yang lain, jangan hanya satu variabel.
"Saya keberatan kalau hanya didasarkan capaian vaksinasi, karena vaksinasi itu hanya salah satu capaian," kata Profesor Yuwono saat diwawancarai secara langsung oleh Tribun Sumsel, Selasa (1/3/2022).
Menurutnya, sebelum Menkes sendiri sudah mengatakan bahwa Jawa - Bali sudah mencapai puncak artinya tidak akan naik melainkan turun. Lalu bukan hanya vaksin, melainkan ketahanan dari masyarakatnya.
"Masyarakat kita cukup survive. Kemudian kalau syarat vaksinasi dosis kedua capainnya 70 persen apakah kalau baru 68 persen nggak boleh, kan ada statistik plus dan minesnya ada simpangan devisiasinya," cetusnya.
Menurut Profesor Yuwono, untuk Sumsel tetap optimis bisa mencapai 70 persen untuk dosis kedua, karena kini sudah lebih 65 persen.
"Tinggal nanti saya mendorong kepada pemimpin di Sumsel seperti ke Gubernur, Bupati dan Walikota supaya kompak. Idul Fitri itu masalah sensitif, kalau bisa yang mengatur umatnya itu sendiri," ungkapnya.
Menurutnya, jadi secara pemerintahan jangan diatur-atur karena sudah teratur, misal orang masuk masjid pasti uda wuduh dan bersih. Boleh saja Pemerintah menyampaikan itu untuk menyemangati dan tercapai vaksinasinya 70 persen.
"Kalau menurut saya, tetap konsisten yang boleh berkumpul yang sehat. Ketika kita tidak sehat jangan kumpul. Misal kamu sehat saya nggak, ya jangan salaman. Jadi bisa diukur sendiri kita sedang sehat atau tidak," katanya.
Baca juga: 13 Kabupaten dan Kota di Sumsel Terapkan PPKM Level 3 Hingga 14 Maret, Berikut Ini Rinciannya
Professor Yuwono menyampaikan, alam akan menemukan jawabnya, kalau sehat ya silakan lebaran. Nggak sehat di rumah aja.
Pesannya, dalam kondisi seperti ini dan masih adanya problem seperti kelangkaan minyak, dan lain-lain jangan menambah kerumitan.
"Jangan ditunggu-tunggu kapan pandemi ini akan berakhir? Yang penting sikap kita. Aktiflah bekerja agar bisa makan, karena makan untuk metabolisme," katanya.
Kemudian tetap dengan perasan legah hati, optimis dan tenang karena tidak ada badai yang terus-menerus. Seperti kata Chrisye badai pasti berlalu, ceria saja ditengah kesulitan dan tetap makan. Kalau kurang makan sangat jelek dikondisi pandemi.
Baca berita lainnya langsung dari google news.