Perang Dunia III
Bergerak Senyap, Ukraina Sudah Bunuh 4300 Tentara Rusia Sejak Invasi Pertama, Hancurkan 146 Tank
Rusia mengirim tentaranya untuk bunuh diri. Media asing memberitakan bahwa ribuan tentara Rusia tewas diserang Ukraina.
TRIBUNSUMSEL.COM - Rusia mengirim tentaranya untuk bunuh diri. Media asing memberitakan bahwa ribuan tentara Rusia tewas diserang Ukraina.
Terlebih mantan miss Ukraina ikut angkat senjata untuk membunuh musuh yang merongrong kedaulatan negaranya.
Presiden Rusia Vladimir Putin marah menghadapi perlawanan pasukan Ukraina.
Jenderal Pasukan Khusus Chechnya Jenderal Magomed Tushaev tewas dihantam rudal Ukraina.
Pasukan Khusus Chechnya dikirim oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menangkap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baik dalam keadaan hidup atau mati.
Sekitar 4.300 tentara Rusia telah tewas sejak 24 Februari, menurut Kementerian Pertahanan Ukraina.
Demikian berita terkini Wartakotalive.com bersumber dari mirro.co.uk pagi ini.
Kementerian Pertahanan Ukraina juga mengatakan 706 APC Rusia, 146 tank, 27 pesawat, dan 26 helikopter telah dihancurkan.
Pada hari Jumat The Economist melaporkan: "Meskipun kalah senjata dan kalah jumlah, Ukraina menimbulkan lebih banyak korban dalam 24 jam daripada yang diderita Rusia selama delapan tahun pertempuran di Suriah."
Vladimir Putin dikatakan sangat marah pada keadaan invasi ketika pasukan dan tank Rusia memasuki Kharkiv yang memicu perkelahian di jalan-jalan untuk kota kedua Ukraina.
Rusia meledakkan pipa gas alam di dekat kota timur laut semalam, memicu peringatan "bencana lingkungan" oleh otoritas Ukraina, sebelum pasukan mereka melanggar batasnya.
Keheningan mencekam melanda Kyiv yang memberlakukan jam malam pagi ini setelah tembakan senjata ringan dan roket terdengar sepanjang malam, meskipun pasukan Rusia sejauh ini gagal dalam upaya mereka untuk merebut kota itu.
Seorang anak laki-laki berusia enam tahun di ibu kota dianggap sebagai korban termuda dari perang antara Ukraina dan Rusia, dengan sedikitnya 198 orang Ukraina tewas dalam pertempuran itu.
Pemboman dari pasukan penyerang tampaknya menargetkan situs infrastruktur seperti depot gas dan minyak, meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim daerah sipil dan ambulans telah menjadi sasaran.
Saat pertempuran berlanjut, Putin dikatakan "marah" karena invasinya ke Ukraina tidak "mudah".