Berita Musi Rawas
Sensasi Tengkuyung Sungai Gulai Pindang, Kuliner Warisan Leluhur Khas Musi Rawas
Olahan Tengkuyung Sungai satu kuliner khas warisan leluhur yang menjadi santapan bagi sebagian masyarakat Kabupaten Musi Rawas.
Cara makan Tengkuyung gulai pindang ini cukup unik. Karena, makannya dengan cara disedot.
Dimana cara menyedotnya adalah melalui lubang bekas dipotong dibagian ujungnya.
Apabila tidak tersedot dibagian lubang yang telah dipotong, maka bisa disedot terbalik, yaitu dibagian mulut Tengkuyung.
Biasanya, setelah dimasak, isi Tengkuyung ini sangat mudah disedot keluar, lalu di makan.
Selain di gulai pindang, ada sebagian masyarakat yang masak Tengkuyung ini dengan cara digulai santan.
Cara lainnya adalah di goreng pedas.
Untuk Tengkuyung goreng ini, sebelum dimasak direbus terlebih dahulu.
Setelah matang, isi Tengkuyung dikeluarkan dengan menggunakan peniti. Isi yang dikeluarkan ini kemudian dikumpulkan dalam suatu wadah, dan setelah dirasa cukup siap untuk digoreng dengan bumbu goreng yang sudah dipersiapkan.
Bagi yang sudah biasa makan Tengkuyung, pasti paham dengan kelezatan rasanya. Dagingnya agak kenyal dan sangat gurih saat disantap.
Baca juga: Wako-Bupati Hadiri Pelantikan Pengurus KORMI Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas
Bagi masyarakat perkotaan, seperti di Lubuklinggau, juga bisa mendapatkan Tengkuyung, meski tidak mencari sendiri ke sungai.
Karena, di pasar tradisional, terkadang dijumpai ada pedagang yang menjual Tengkuyung, dengan harga relatif terjangkau.
Penjual Tengkuyung di pasar ini biasanya mendapatkan Tengkuyung dari daerah Musi Rawas atau Muratara. Per kilogram Tengkuyung dapat diperoleh dengan harga sekitar Rp15 ribu. (SP/ahmad farozi)
