Kecelakaan Maut Bantul

TERUNGKAP Pembicaraan Sopir dan Kernet Bus Sebelum Kecelakaan di Bantul, Penumpang Merasa Tak Enak

Ditemui di rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul, memulai kisahnya, Danarto saat kejadian kejadian berada di samping sopir.

Editor: Weni Wahyuny
Tribunjogja.com | Miftahul Huda | Santo Ari
Danarto warga Mranggen, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah penumpang Bus Pariwisata yang mengalami kecelakaan di Bukit Bego, Kedung Buweng, Wukirsari, Imogiri, Bantul 

Apalagi saat ia mengingat-ingat dua penumpang terpental dari dalam bus, ketika kendaraan wisata itu membentur dinding tebing di Jalam Imogiri-Dlingo, Wukirsari, Bantul.

Baca juga: Tubuh Elko Lemas Usai Saksikan Kecelakaan Maut di Bantul, Dua Orang Terlempar ke Luar Bus, 13 Tewas

Elko menyaksikan bus bernomor polisi AD 1507 EH itu terseok saat melintasi jalan menurun dari arah timur menuju barat.

"Saya lihat dari atas, sopir berusaha ngerem, sudah bunyi, ces, ces, ces. Kemungkinan enggak nutut (kuat) dia oleng, kecepatan tinggi," katanya, saat ditemui di lokasi kejadian.

Elko tak sengaja melihat insiden itu. Ia kebetulan melintas di lokasi kejadian.

Dia kemudian berhenti sejenak untuk membantu memperbaiki satu mobil yang mogok. Tiba-tiba saja bus datang dari arah timur.

“Sudah tak kode untuk ngerem,” tuturnya.

Elko berada di jalur kanan dari arah timur sementara bus itu melaju di jalur kiri. Di depan bus itu terdapat empat sepeda motor dan satu mobil.

"Tiba-tiba bus dari belakang itu goyang kanan dan kiri. Kemudian bagian belakang nabrak tebing. Bagian belakang terbang nabrak tebing. Ada yang terlempar keluar penumpangnya,” jelasnya.

Jarak Elko dengan posisi bus yang terbentur itu sekitar 70 meter. Namun ia menyaksikan dengan jelas dua penumpang terpental keluar ke jalanan, seorang laki-laki dan seorang wanita.

Setelah terlempar, kondisi kedua korban itu sudah tidak sadar.
Elko juga mendengar jelas benturan hebat antara badan bus dengan tebing. Ia lantas lari untuk memastikan kondisi para penumpang bus tersebut.

Rintihan dan jeritan meminta tolong dari penumpang terdengar jelas di telinganya.
Dia tidak berani melihat kondisi di dalam bus. Tubuhnya seketika lemas. Pikirannya panik dan kebingungan.

"Saya hanya menyaksikan dari jarak 20 meter. Tidak berani mendekat," jelasnya.

Setelah menyaksikan detik-detik kejadian pilu itu, ia lantas menelepon temannya.

Dia juga menelepon Mapolsek Imogiri untuk segera mengambil tindakan.

Sementara itu, Bejo Praptodiharjo (65), seorang petugas parkir Bukit Bego, siang itu berdiri tak jauh saat bus nahas menabrak tebing, jaraknya sekitar 10-15 meter saja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved