Berita Palembang
Pakai Teknologi Retort Pempek Lebih Awet, Tahan 1 Bulan di Suhu Ruang
Memanfaatkan teknologi pangan retort Yeni mengemas pempek dalam bentuk wadah vakum baik plastik bening polos ataupun aluminium foil.
Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hobi kuliner dan menganggap pempek bukan cuma sekedar makanan yang memuaskan selera membuat Yeni rela resign dari sebagai profesional bankir dan fokus menggeluti bisnis pempek.
Yeni ingin mengembangkan agar pempek bukan cuma bisa dinikmati langsung dari restonya saja tapi juga bisa jadi buah tangan yang bisa dikirim ke luar kota bahkan ke luar negeri.
Sayangnya pempek adalah jenis kuliner yang cukup sensitif apalagi untuk pengiriman jarak jauh dengan waktu yang cukup lama sebab pempek hanya bisa bertahan di suhu ruang tidak lebih dari tiga hari. Itu juga sudah dibantu oleh pengemasan vakum yang baik dan rapi sehingga tidak menimbulkan bau dan juga praktis kemasannya.
Teknologi vakum masih bukanlah solusi terbaik agar pempek bisa bertahan lama sebab jika lebih dari tiga hari dikirim ke luar kota ekspedisi juga enggan melayani pengiriman paket pempek sebab khawatir paket rusak saat tiba di tujuan dan harus menggantinya dengan yang baru.
"Ekspedisi biasanya tidak mau kirim jauh keluar kota lebih dari tiga hari dan kalau kirim dengan mobil khusus ada pendingin juga butuh biaya besar dan harus dalam jumlah besar," kata Yeni.
Padahal pembeli biasanya hanya ingin beli pempek dalam jumlah kecil saja karena hanya ingin menikmatinya saja bukan untuk dijual kembali seperti reseller.
Dari masalah pengemasan itulah membuat Yeni akhirnya mempelopori pengemasan pempek yang bisa tahan lama di suhu ruang meski tanpa dibekukan dalam lemari es.
Memanfaatkan teknologi pangan retort Yeni mengemas pempek dalam bentuk wadah vakum baik plastik bening polos ataupun aluminium foil. Pempek yang sudah divakum ini kemudian disterilkan dalam mesin retort bertekanan tinggi dalam suhu 121 derajat selama 15 menit untuk membunuh mikroba yang menjadi penyebab pempek tidak bisa tahan lama.
Berkat teknologi retort inilah pempek aman dan awet disimpan di suhu ruang selama satu bulan. Jadi jika ingin dikirim sebagai oleh-oleh aman untuk dikirim ke luar kota bahkan ke luar negeri. Pengiriman juga bisa dalam jumlah sedikit atau banyak tidak masalah.
Meski pempek awet dalam waktu lama namun Yeni mengatakan pempek lenjer atau pempek panjang polos tanpa isian lebih cocok dikemas dengan teknologi retort ini sebab putih telur pada pempek telur akan berpengaruh pada ketahanan pempek.
"Iya saya memulai bisnis pempek cek molek akhir 2015 dan saat itu saya bekerjasama dengan relasi yang dulu saat saya bekerja di bank, relasi saya itu memiliki bisnis alat kesehatan dan mengenalkan saya dengan teknologi retort ini jadi sejak awal buka usaha hingga kini saya sudah mengemas pempek dengan teknologi retort," jelas Yeni.
Diakui Yeni mengemas pempek dengan teknologi retort memang memerlukan biaya lebih besar dibanding dikemas biasa dengan cara vakum. Sebab mesin retort ini memiliki harga cukup mahal mulai dari Rp 20 juta per unit hingga ratusan juga. Tergantung dari kapasitas yang dimiliki mesin itu sendiri.
Semakin besar kapasitas mesinnya maka harganya semakin mahal. Begitu juga sebaliknya.
Saat ini Asosiasi Pengusaha Pempek Palembang (Asppek) yang dinahkodainya beruntung mendapat bantuan alat retort ini. Semua berkat kerja keras Yeni yang rajin ikut pelatihan dan kurasi hingga tingkat nasional sehingga Asppek dipercaya mendapat bantuan tersebut.
Dalam waktu dekat Asppek juga kembali akan menerima bantuan 20 unit alat retort hibah dari Bank Indonesia agar pengusaha pempek di Palembang bisa memasarkan pempek lebih luas dan aman.