Berita Daerah
Kisah Bidan di Klaten yang Kaget Uang Rp19 Juta di Rekeningnya Hilang, Padahal Tak Dipakai Transaksi
Kisah Bidan di Klaten yang Kaget Uang Rp 19 Juta di Rekeningnya Hilang, Padahal Tak Dipaki Transaksi
Ia mengungkapkan, kejadian yang ia alami tidak hanya terjadi oleh dirinya saja.
Dia mengungkapkan ada salah satu rekan seprofesi yang bekerja di Kecamatan Ceper hingga dokter menjadi korban.
"Rekan-rekan kami juga menjadi korban, bahkan ada dokter yang uangnya berjumlah ratusan juta raib," pungkasnya.
Baca juga: Suami di Palembang Cekik dan Aniaya Istri, Marah Rumah Wanita Selingkuhannya Hendak Didatangi
Baca juga: Kasus Penemuan Jasad Kakak Adik di Dalam Sumur di Sidoarjo Mulai Terungkap, Berikut Kronologinya
Kasus yang Sama Sebelumnya
Nasib apes dialami seorang mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Solo yang mengaku rekening BRI miliknya dibobol hacker.
Dia adalah Abdul Wahid (21), mahasiswa semester 6.
Pasalnya mahasiswa dari Indramayu Jawa Barat yang bertempat tinggal di Kabupaten Klaten tersebut kehilangan jutaan rupiah akibat ulah hacker tersebut.
Dia mengatakan akun rekening BRI miliknya dibobol hacker bermula ia menerima notifikasi melalui pesan surel, Sabtu (24/4/2021) tetapi baru disadari Selasa (27/4/2021).
"Saya mendapatkan notifikasi tersebut Sabtu lalu, namun baru ngehnya kemarin," kata Wahid, kepada TribunSolo.com, Rabu (28/4/2021).
Lanjut, Wahid mengatakan dalam notifikasi dari BRImo berisi transaksi transfer ke BTPN atas nama Saliman dengan jumlah Rp 8.820.009.
Dia mengaku kaget dengan notifikasi tersebut karena dirinya merasa tidak melakukan transaksi ke akun rekening tersebut.
"Saya baru sadar pada tanggal 24 April itu ada SMS masuk dari BRI-OTP tepatnya pada pukul 01.24, 01.25 dan 02.21 tentang verifikasi login di pesan singkat saya," aku Wahid.
Atas kejadian tersebut, ia mengaku sudah melaporkan dan meminta pihak bank untuk memblokir rekening miliknya.
Kemudian, Wahid mengaku dirinya melapor pihak Polres Klaten tetapi laporan tersebut ditolak.
"Saya juga sudah lapor ke pihak berwajib, namun, kata mereka belum ada bukti-bukti yang kuat untuk menindak lanjuti kasus ini," akunya.