Berita Muara Enim

Pagi Buta Dimarahi, Keponakan Nekat Tusuk Paman Hingga Tewas di Semendo Muara Enim, Ini Kronologinya

Pembunuhan dilakukan Keponakan terhadap paman terjadi di Rantau Dedap, Desa Segamit, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU),Kabupaten Muara Enim

SRIPOKU/ARDANI
Waka Polres Muara Enim Kompol Indar Marwan didampingi Kasat Reskrim AKP Widhi Andika Darma saat press release Pembunuhan dilakukan Keponakan terhadap paman terjadi di Rantau Dedap, Desa Segamit, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU),Kabupaten Muara Enim di Mapolres Muara Enim, Kamis (12/8/2021). 

Satu buah kain sarung warna motif Batik warna Oranye Putih, satu buah Songkok merk Kendi Mas, satu buah senter kepala merk Kiseki warna Hitam lis Merah, satu buah ikat pinggang merk Jesp warna Hitam,

satu helai jaket warna Biru, satu helai celana dasar warna Abu-abu, dan satu bilah senjata tajam jenis pisau dengan panjang sekitar 30 cm bergagang besi. Atas perbuatannya, tersangka akan dikenakan pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

Sementara itu tersangka Ahmad Juaraidi, mengakui perbuatannya yang telah membunuh pamannya sendiri yakni Abdullah alias Kabir (53) dengan menggunakan sebilah pisau.

Namun aksi tersebut terpaksa dilakukannya, karena ingin membela diri sebab korban yang terlebih dahulu mengejarnya dengan pisau untuk membunuhnya.

Namun ia berusaha menghindar dengan lari ke rumahnya, tetapi ternyata pamannya tetap mengejarnya sehingga ia mengambil batu dan ketika sudah dekat sekitar dua meter iapun langsung melemparkan batu yang tepat mengenai mukanya.

Melihat korban terjatuh, iapun khilaf langsung menginjak-nginjaknya dan menusukan pisau miliknya berkali-kali. Setelah ia tinggalkan dan pergi bersembunyi.

"Aku tidak tahu lagi beberapa kali menusuknya dan kena dimana, karena posisi hari masih gelap," kata ayah dua anak ini.

Masih dikatakan tersangka, bahwa antara dirinya dengan korban masih keluarga yakni Paman.

Namun, sejak dua tahun terakhir sepertinya selalu mencari-cari permasalahan dengannya karena ia memiliki lahan tempat lokasi wisata Camping dan parkir para pengunjung yang menginap.

Sedangkan korban memiliki juga lokasinya, namun para pengunjung banyak ke tempatnya karena ia tidak pernah menetapkan tarif kepada pengunjung wisata Danau Deduhuk.

Baca juga: Pasien Reaktif Covid-19 Digabung dengan Pasien Lain, Dewan Soroti Penanganan Covid-19 di Muara Enim

Dari permasalahan tersebut, pamannya selalu mencari-cari masalah baik dengannya maupun keluarganya serta mengancam.

Bahkan korban pernah membacok dirinya demgan parang namun karena masih keluarga akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan. 

"Saya kalau ada korban, selalu menghindari daripada ribut. Pada malam kejadian saya tidak tahu kalu yang membuat keributan adalah korban. Setelah disenter mukanya barulah saya tahu. Saya kan bertanggungjawab dengan pengunjung jika terjadi apa-apa dilahan miliknya. Saya menyesal, karena khilaf saja," jelasnya. (SP/ARDANI)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved