Berita Muara Enim
Pasien Reaktif Covid-19 Digabung dengan Pasien Lain, Dewan Soroti Penanganan Covid-19 di Muara Enim
Anggota DPRD Kabupaten Muara Enim dari Fraksi Golkar Bonny Noprian Pratama SH menyoroti penanganan pasien Covid-19 di Muara Enim
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM-- Persoalan penanganan pasien Covid-19 terus menjadi sorotan dari berbagai pihak terutama dari anggota DPRD Muara Enim.
Salah satunya masalah penanganan pasien yang diduga terpapar Covid-19 tidak mendapat penanganan yang maksimal di RSUD dr HM Rabain Muara Enim, Rabu (11/8/2021).
"Jika melihat kondisi saat ini, saya benar-benar prihatin terhadap penanganan medis terhadap masyarakat yang terpapar Covid-19," tegas anggota DPRD Kabupaten Muara Enim dari Fraksi Golkar Bonny Noprian Pratama SH.
Menurut Bonny, bahwa dirinya mendapat laporan dari pihak keluarga pasien, karena salah satu keluarganya dari hasil test sweb antigen ternyata reaktif.
Namun setelah itu, pasien tidak ada tindak lanjut penanganan medisnya sehingga pasien tersebut hanya mendapat penanganan di Intalasi Gawat Darurat (IGD).
“Aneh pasien yang telah dinyatakan reaktif tetap bergabung dengan pasien yang tidak Covid-19. Ini perlu menjadi perhatian khusus pihak rumah sakit,” pungkas Bonny usai melihat kondisi pasien di IGD RSUD dr HM Rabain Muara Enim.
Dikatakan Bonny, pihak rumah sakit selalu beralasan kekurangan ruangan. Padahal dibawah ruangan rawat anak ada semuanya kosong tapi tidak ditempati sehingga pasien belum mendapatkan ruangan karena alasannya pihak rumah sakit hanya suspek.
Selain itu virusnya tidak muncul dan harus di polymerase chain reaction (PCR).
“Bayangkan dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 22.00 WIB. Setelah saya konfirmasi kepada pihak IGD baru pasien tersebut dipindahkan ke ruangan transit. Alasannya banyak tidak ada ruangan dan ruangan sedang dilakukan sterilisasi. Masa sterilisasi ruangan harus membutuhkan waktu sampai 11 jam ,” katanya.
Lanjutnya, permasalahan ini dibuktikan lambannya proses penanganan terhadap salah satu pasien yang terpapar. Dalam persoalan kasus Covid-19. Dirinya memahami kondisi saat ini mungkin karena keterbatasan tenaga medis.
Belum lagi ada tenaga medis yang sakit sehingga tenaga medis yang bertugas pun sedikit dan tugas yang banyak untuk melayani pasien Covid-19.
Meski demikian penangan terhadap pasien Covid-19 harus reaksi cepat tanggap walaupun pelayanan medis tidak bisa mencapai titik maksimal sehingga tidak ada kesan bahwa pasien tersebut terlantar.
Baca juga: Buntut Kelangkaan Elpiji 3 KG, Pj Bupati Muara Enim Nasrun Umar Sidak Pangkalan
Apalagi angka kasus Covid-19 di Kabupaten Muara Enim terus mengalami kenaikan.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD dr HM Rabaian Muara Enim dr Hendri Yatno SpM, ketika dikonfirmasi enggan berkomentar banyak dan menggarahkan untuk konfirmasi langsung ke bagian humas Rumah Sakit karena ia sedang dirawat.
“Saya juga masih dirawat. Hubungi saja humas,” jelas Hendri singkat