Darurat Covid 19
Penjelasan dr Tirta Tentang Perbandingan Penanganan Covid-19 di Indonesia dengan Negara Lain
Penjelasan dr Tirta Tentang Perbandingan Penanganan Covid-19 di Indonesia dengan Negara Lain
"Di sana enak, sakit tinggal di rawat di faskes nggak ada antrean cukup, oksigen cukup, vaksinnya bagus."
"Terus kamu pikir Indonesia bukan kayak Eropa? Kau saja vaksin nggak percaya," ungkapnya.
Selain fasilitas negara yang kurang maju, dr. Tirta juga menyadarkan bahwa sikap masyarakat pada umumnya masih belum sepenuhnya taat.
Hal itu lah yang membuat Indonesia sangat lamban untuk bisa segera lepas dari belenggu pandemi.
"Kau divaksin enggak mau, maunya bebas masker doang, narasi sok hero, sekarang mau ngapain? Hasilnya apa," ujar dr. Tirta.
"Kamu kalau pengin ke Amerika, pindah ke Amerika sekarang. Emang negara kita kayak gini sekarang, kamu mau apa? Kontribusimu apa?"
"Kalau mau makan ya kelarin ini bareng-bareng," pungkasnya.
Baca juga: Ibu Hamil Positif Covid-19 Melahirkan di Halaman Rumah Bidan, Bayi Keluar saat Menunggu Ambulans
Baca juga: Calon Pasangan Pengantin Batal Menikah karena Hasil Antigen Reaktif Covid-19, Pak Camat Buka Suara
Baca juga: Gerakan 5M Cegah Covid, Gubernur Sumsel Herman Deru Minta Kedepankan Pendekatan Humanis
Ciri Masyarakat Denial Covid: Percaya Konspirasi
Di sisi lain, sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan, ada beberapa paham keyakinan yang dianut oleh golongan masyarakat denial Covid.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (14/7/2021).
Dalam acara itu, Ridwan menjelaskan saat ini masyarakat terbagi dua, ada yang orientasi kesehatan dan ekonomi.
Kemudian masyarakat kini memperoleh asupan informasi dari empat sumber yakni pemerintah, expert atau ahli, influencer (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh digital/selebgram), hingga provokator.
Ridwan Kamil mengatakan informasi yang dihasilkan pun menjadi beragam, mulai dari kredibel dan ilmiah, hingga hoaks.
Akibatnya masyarakat kini terbagi menjadi tiga kelompok.
Golongan pertama adalah mereka yang tidak percaya Covid atau denial.
