Aparat TNI-Polri Disebut Tak Bekerja Profesional Sehingga Tak Akan Bisa Tangkap Seluruh Anggota KKB

Aparat TNI-Polri Disebut Tak Bekerja Profesional Sehingga Tak Akan Bisa Tangkap Seluruh Anggota KKB

Editor: Slamet Teguh
TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
ILUSTRASI. Kontak tembak kembali terjadi di Intan Jaya, Papua. Kontak tembak terjadi di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Personel Satgas Yonif Raider 400/BR yang sedang patroli untuk menjamin keamanan warga masyarakat, ditembak KKB pada Jumat (6/11/2020). Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kapen Kogabwilhan III), Kolonel Czi IGN Suriastawa dalam rilis tertulisnya menyebutkan 2 prajurit TNI ditembak, 1 diantaranya gugur atas nama Pratu Firdaus. Saat ini sedang dilaksanakan proses evakuasi korban, " katanya. Kolonel Czi Suriastawa juga menyampaikan, bahwa kejadian ini menambah daftar korban jiwa di Intan Jaya. Bukan hanya prajurit TNI-Polri yang memang bertugas, warga sipil juga jadi sasaran kebiadaban KKB, " ujarnya. Dan kemarin kita mendengar pernyataan Bupati Intan Jaya tentang kelakuan KKB yang suka mengambil dana desa. Selebaran permintaan dana kepada masyarakat juga beredar. Dan ini semua menunjukkan bahwa KKB dan pendukungnyalah akar masalah di Papua. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW)  menyebut aparat TNI-Polri hingga kini belum bekerja secara profesional.

Buktinya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus berulah.

Sejumlah warga sipil dan aparat menjadi korban keganasan kelompok ini.

Dengan kenyataan ini, IPW tidak yakin bahwa aparatur TNI Polri akan berhasil membersihkan dan menangkap seluruh anggota KKB, seperti yang diperintahkan Presiden Jokowi.

Dalam keterangan persnya, Rabu (28/4/2021) Neta S Pane Ketua Presidium IPW menyatakan ada tiga alasan, kenapa aparatur TNI Polri tidak akan mampu menangkap seluruh anggota KKB.

Pertama, kasus pembakaran gereja dan pembunuhan satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) hingga kini pelakunya belum juga tertangkap.

Padahal kasus itu sudah terjadi enam bulan lalu, tepatnya Jumat 27 November 2020 pagi.

MIT pimpinan Ali Kolara hanya beranggota 14 orang. Tapi aparat keamanan seperti tak berdaya menghadapinya.

Kedua, kasus terbunuhnya anggota Brimob Bratu Yohanes Samuel Biet dan lukanya anggota Kopassus Serda Donatus Boyau di dekat MY Bar, Blok M Jakarta pada 18 April, hingga kini belum juga terungkap dan pelakunya belum tertangkap.

Padahal Kasad Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pihaknya sudah menurunkan empat jenderal TNI AD untuk mengawal pengusutan kasus ini.

Ketiga, selama April setidaknya ada lima peristiwa penembakan yang dilakukan KKB Papua. Empat terhadap masyarakat sipil.

Satu penembakan yang menyebabkan Kabinda Papua Brigjen TNI IGP Danny Nugraha Karya gugur. Dan seluruh pelakunya belum tertangkap.

Baca juga: Tiga Kasus Besar Tak Selesai, Aparat TNI-Polri Disebut Tak Akan Bisa Tangkap Seluruh Gerombolan KKB

Baca juga: Babak Baru Kasus KKB di Papua, Moeldoko Sebut Istilah KKB Bakal Diganti Dengan Teroris

Baca juga: Munarman Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Tindak Pidana Terorisme Usai Ditangkap Densus 88

Dari ketiga kasus ini IPW menyimpulkan bahwa aparatur keamanan belum bekerja profesional. Jika tidak profesional bagaimana bisa menghabisi dan menangkap seluruh anggota KKB yang bersembunyi di dalam hutan, wong menangkap pelaku penusukan Brimob dan anggota Kopassus yang terjadi di Jakarta saja tak kunjung mampu.

Padahal jika KKB Papua terbiarkan terus beraksi masyarakat dan aparatur akan terus menerus menjadi bulan bulanan.

IPW berharap Kapolri dan Panglima TNI membuat konsep yang jelas untuk memberantas KKB dan memberi jaminan keamanan di Papua.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved