Cerita di Balik Penggerebekan Kampung Narkoba di Palembang, Kapolri Beri Pesan Ini

Penggerebekan kampung narkoba di tiga lorong di Kelurahan 36 Ilir ternyata merupakan atensi Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Eko Indra Heri

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ M Ardiansyah
Wawancara khusus Kepala Newsroom Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post Hj L Weny Ramdiastuti dengan Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Eko Indra Heri, Rabu (14/4/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Penggerebekan kampung narkoba di tiga lorong di Kelurahan 36 Ilir ternyata merupakan atensi Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Eko Indra Heri.

Hal ini, dikarenakan sudah terlalu banyak aduan dari masyarakat bahkan dari para ulama di sana lantaran resah terhadap peredaran narkoba.

Berikut wawancara khusus Kepala Newsroom Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post Hj L Weny Ramdiastuti dengan Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Eko Indra Heri, Rabu (14/4/2021).

Bagaimana Jenderal bisa memerintahkan anggota untuk menggerebek kampung narkoba di sana. Karena baru kepemimpinan bapak bisa berhasil menggerebek kampung narkoba ini ?

Kurang pas bila disebut kampung narkoba. Tetapi, memang di sana banyak peredaran narkoba. Namun, banyak juga yang tidak terlibat. Berdasarkan SMS dari masyarakat dan juga ulama yang sudah sangat resah akan peredaran di sana, membuat saya memerintahkan Kapolrestabes dan Kasat Resnarkoba untuk bertindak.

Untuk bisa berhasil, setidaknya satu minggu melakukan penyelidikan dan mengatur strategi agar apa yang dilakukan tidak sia-sia. Dari penyelidikan, memang cukup marak dan masif dan harus dilakukan penindakan tegas.

Saat masuk ke lokasi, ada benteng yang memberi tanda dengan mercon. Ketika masuk juga, personel diminta untuk antisipasi karena bisa saja ada perlawanan menggunakan senjata tajam, hingga air keras atau cuka para dari benteng-benteng yang dibayar para bandar di sana.

Berapa banyak personel yang diterjunkan. Apakah sempat berkoordinasi dengan aparat setempat, misalnya ketua RT ?

Kami menerjunkan aparat gabungan mulai dari Brimob, Polair, anggota Satnarkoba dan satuan lainnya sebanyak 145 personel. Kami tidak lagi berkoordinasi dengan RT dan RW setempat, karena takutnya nanti bocor.

Di sana ada yang sudah terkontaminasi, sehingga menjadi benteng para bandar. Tetapi ada juga yang tidak terkontaminasi namun tidak berani untuk mengungkapkan karena takut dan lain sebagainya.

Berhasil dalam penggerebekan ini juga karena keakuratan dan kecepatan anggota. Langkah dan tindakan anggota memang sangat luar biasa, agar bisa mengungkap dan menangkap bandar ini.

Apakah ada oknum yang terlibat ikut membekingi kampung ini sehingga sulit untuk ditembus ?

Oknum yang terlibat itu, pasti selalu ada. Namun, belum mengarah ke oknum yang terlibat. Saya sudah sepakat dengan pangdam dan gubernur, bila ada oknum yang terlibat akan ditindak tegas. Termasuk personel saya, apabila ada yang terlibat atau membakingi, sanksinya dipecat.

Ada sejumlah perempuan yang juga ikut diamankan dari 69 orang. Itu perannya apa sampai bisa terlibat ?

Ada wanita yang ikut diamankan, perannya untuk mengelabui polisi ketika masuk. Sebenarnya itu peran mereka, tetapi ada juga istri dari bandar ini yang ikut diamankan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved