Berita OKI

Harga Karet di UPPB Kepayang OKI Mencapai Rp 11.200, Tertinggi Ditahun 2021

Harga Karet di Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Desa Kepayang kecamatan Lempuing kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Mencapai Rp 11.200

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO
Proses jual beli di salah satu Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Desa Kepayang kecamatan Lempuing kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Sejak dikeluarkannya peraturan menteri pertanian nomor 38 tahun 2008 tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (Bokar).

Hingga kini kehadiran UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) semakin bertambah, salah satunya yang berada di Desa Kepayang kecamatan Lempuing kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Kehadiran UPPB di tengah petani karet dinilai lebih menguntungkan karena dapat menjual karet dengan harga tinggi dari pada dijual kepada tengkulak.

Kepala UPPB Kepayang, Samsul saat dihubungi, Kamis (4/3/2021) menyatakan meski menguntungkan.

Namun belum banyak masyarakat yang bergabung ke dalam kelompok petani.

"Di desa Kepayang saja yang tergabung ke dalam kelompok tani UPPB baru sekitar 250 petani, sedangkan yang belum gabung lebih banyak," ujarnya.

Baca juga: Alisyah Anak Sopir Angkot di OKI Maju Audisi Nasional LIDA 2021, Senang Nyanyi di Kamar Mandi

Dilanjutkan Samsul, sistem penjualan ditentukan dengan harga lelang. Dimana pembeli yang tertinggi maka harga tersebutlah yang ditetapkan.

"Penjualan kemarin di tempat kami yaitu Rp. 11.250 perkilonya, berbeda dengan awal tahun yang hanya berkisar Rp. 9.000. Memang setiap minggunya harga jual dipabrik juga selalu berubah," terangnya.

Menurutnya, dengan adanya UPPB ini dinilai sangat menguntungkan berbagai mulai dari petani hingga perusahaan.

"Kalau karet yang dijual UPPB mutunya bagus dan bersih, membekukannya pun menggunakan asap cair bukan bahan pestisida, kualitasnya tinggi dibanding yang biasanya,"

"Dengan begitu banyak pembeli dari pabrik yang tertarik, alasannya pembeli tinggal menerima bokar bersih yang sudah memenuhi persyaratan teknis sehingga biaya pengolahan menjadi lebih murah," jelas Samsul.

UPPB Kepayang yang telah berdiri sekitar satu setengah tahun tersebut, berusaha memberdayakan petani karet dan mengajak untuk bergabung ke dalam kelompok tani.

"Ada kelebihan tersendiri dibanding menjual kepada tengkulak. Tapi memang UPPB tidak bisa memberikan pinjaman modal kepada masyarakat, karena biasanya petani ada keterikatan peminjaman dengan tengkulak sehingga mau tidak mau mereka harus menjual getahnya kepada si tengkulak," tuturnya.

Baca juga: Ngaku Mabuk Lem Pria Muda di OKI Bacok Kades Pedamaran VI, Polisi Buru Teman Pelaku

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Penyuluhan Pengolahan dan Pemasaran di Dinas Perkebunan dan peternakan (Disbunnak), Zulkarnain mengatakan sepekan terakhir harga kadar karet kering mengalami peningkatan drastis.

"Alhamdulillah sejak seminggu terakhir selalu meningkat dan bahkan untuk kadar 100 persen yakni Rp. 21.513 rupiah," jelasnya saat ditemui, Kamis (4/3/2021).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved