Cerita Khas Palembang
Cerita Penjual Ikan Asap di Keramasan Kertapati, Tetap Senyum Meski Penjualan Lesu Diterjang Pandemi
Mudah mudahan wabah ini cepat hilang, Saat ini penjualan benar-benar kena dampak, tapi saya tetap bersyukur dan terus berusaha.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Olahan ikan yang diasap atau sering disebut ikan salai tentunya nikmat disantap saat dimasak dengan kuah pindang ataupun kuah gulai.
Namun sayangnya, penjualan ikan salai saat ini tidak segurih rasa ikan asap yang lezat saat disantap.
Penjual ikan salai bisa ditemui di pinggir Jalan Mayjen Singadekane RT 31, Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati Palembang. Di pinggir jalan tersebut tampak sekitar enam kios yang menjual ikan salai.
Wati (46) salah satu penjual ikan salai di Keramasan tersebut mengungkapkan ia sudah menjalani usaha ikan salai sejak 19 tahun lalu.
Ikan salai yang dijual oleh Wati cukup beragam mulai dari ikan baung, nila, lele, patin hingga ikan gabus.
Dikatakan dia, berbagai ikan itu ia beli di Pasar Induk Jakabaring pada malam hari dan membeli ikan pada langganan.
"Kalau penjualan sedang tinggi, kami bisa beli ikan sampai 20 Kg di pasar untuk bahan jualan tapi itupun tidak langsung dibayar tunai kadang juga masih hutang sama langganan," tuturnya saat ditemui Tribun Sumsel ditempat ia berjualan. Kamis (4/3/2021).
Setelah membeli ikan, Wati langsung mengolah ikan sendiri di tempatnya berjualan.
"Setelah dibersihkan kotoranya, ikan langsung kita asap. Untuk ikan baung, gabus, nila dan lele minimal 2 hari pengasapan. Sedangkan ikan patin bisa sampai 3 hari hingga kering," jelas penjual ikan salai ini.
Baca juga: Motor Hilang di Kawasan Megahria, Warga Palembang Bingung Tanya Siapa, Tukang Parkir Tunawicara
Mengenai harga ikan salai yang dijual Wati juga cukup terjangkau, mulai dari ikan yang paling murah yaitu ikan patin salai dengan harga Rp 70 ribu perkilogram sedangkan yang paling tinggi salai ikan gabus dengan harga Rp 180 ribu per kilogram.
Ditanya mengenai waktu yang paling laris saat bejualan ia menuturkan, bahwa ada waktu - waktu tertentu yang biasanya ramai pembeli bahkan hingga dari luar kota.
"Biasanya satu minggu sebelum puasa dan seminggu sesudah lebaran itu ramai penjualan bisa tembus 2 juta per hari, tapi tidak tahu dengan tahun ini karena wabah corona.
Selain itu, karena kita berjualan di pinggir jalan lintas kadang ada juga pembeli asal dari luar kota yang mampir membeli," ujar dia.
Dijelaskan dia biasanya sekitar 10 Kg per hari bisa laku terjual, tapi itu ikan patin karena memang agak murah dibanding ikan lainya.
"Semenjak pandemi Covid 19 ini penjualan kami benar - benar merosot sekitar 70 persen, kami sangat bingung harus bagaimana. kadang hanya bisa mendapat 3 - 4 kg perhari.