Surat Teguran Eiger Viral, Kisah Merek Eiger yang Didirikan Ronny Lukito, Berawal dari 2 Mesin Jahit

Produsen perlengkapan outdoor Eiger mendadak jadi sorotan publik media sosial.Pasca heboh surat teguran yang dilayangkan kepada seorang youtuber ter

Editor: Moch Krisna
(TANGKAPNLAYAR INSTAGRAM/@duniadian)
Tangkap layar surat keberatan Eiger yang diunggah oleh YouTuber duniadian. Dalam surat disebutkan bahwa video review produk yang diunggah Dian lewat YouTube dianggap kurang layak karena beberapa hal. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Produsen perlengkapan outdoor Eiger mendadak jadi sorotan publik media sosial.

Pasca heboh surat teguran yang dilayangkan kepada seorang youtuber terkait video review produk kacamata mereka.

Adapun pihak Eiger merasa keberatan atas review yang diberikan dan meminta Youtuber tersebut menghapus video yang telah diunggahnya.

Alasannya, pihak Eiger mengaku keberatan dan kurang puas terhadap video review yang diunggah dalam channel YouTube-nya, @duniadian.

Namun, Youtuber tersebut tidak terima lantaran produk yang di-review merupakan barang yang dibeli dengan uang pribadi dan bukan endorse.

Selain itu, isi dari review produk pun tidak bernada negatif.

Sejarah Eiger

Eiger didirikan pada tahun 1979 di Bandung, Indonesia di bawah naungan PT Eigerindo Multi Produk Industry.

Produk alat-alat outdoor itu berkembang dari merek kecil dengan dua mesin jahit menjadi sebuah perusahaan industri outdoor & gaya hidup di Indonesia,  Melansir Harian Kompas, (28/4/2014), bos Eiger Ronny Lukito menceritakan,

mampu mengembangkan usaha toko tas milik ayahnya dari sebuah rumah kecil di Gang Tamrin Bandung menjadi produk ternama yang telah merambah dunia internasional.

Secara perlahan, anak laki satu-satunya dari enam bersaudara, pasangan Lukman Lukito dan Kurniasih ini memulai produksi tas dengan nama Butterfly.

Nama Butterfly diambil dari merek mesin jahit buatan China yang dimilikinya waktu itu.

 2 mesin jahit, modal Rp 1 juta

Dalam merintis usahanya, Ronny membeli dua mesin jahit, peralatan, dan sedikit bahan baku pembuatan tas dengan modal kurang dari Rp 1 juta. Pada tahun 1979, nama Butterfly diubah menjadi Exxon, tapi nama ini digugat perusahaan Exxon Oil Amerika Serikat.

Nama tersebut kembali diubah menjadi Exsport (Exxon Sporty) hingga lahir merek lainnya seperti Eiger, yang dicetuskan sekitar tahun 1990, Bodypack, dan Neosack.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved