Malang Nasib Yati Warga OKI, Diserang Buaya di Depan Anak Hingga Tubuhnya Tak Utuh
Yati, pendatang asal Selapan, OKI menjadi korban keganasan buata di Desa Ranggi Asam, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (16/1/2021)
TRIBUNSUMSEL.COM, BANGKABARAT-Yati, pendatang asal Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, menjadi korban keganasan buaya di Desa Ranggi Asam, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (16/1/2021).
Ia diserang dan diseret buaya dihadapan sang anak yang masih kecil.
Jasad Yati ditemukan keesokan harinya, Minggu (17/1/2021), dengan kondisi tak utuh lagi.
Yati, pendatang asal Selapan, OKI ini selama ini tinggal disekitar camp.
Kronologinya, hari itu Yati, sedang mandi di kolong Ranggi Asam, Desa Jebus, Kabupaten Bangka Barat.
"Hilangnya waktu mandi di kolong Desa Ranggi, cuma mungkin diseret dan ketemunya di kolong Telak. Waktu turun mandi sendiri, cuma anaknya melihat saat di terkam buaya," kata Kades Desa Telak Faharudin.
Ia menyampaikan sang anak sempat melihat sang reptil buas tersebut, menyeret Yati ke dasar kolong.
Yati, merupakan pendatang asal Selapan, yang diketahui baru beberapa hari tinggal di wilayah Parittiga.
Setelah dievakuasi, pihak keluarga membawa jasad Yati ke Kampung halaman Selapan, Palembang untuk dimakamkan.
"Setelah di evakuasi ke darat tadi, jasadnya langsung di jemput pihak keluarga untuk di bawa ke tempat asal Selapan," pungkasnya.
Proses Evakuasi
Kades Desa Telak , Kecamatan Parittiga, Faharudin, mengatakan mulanya, secara kasat mata sang reptil dikira tengah memangsa dan menyeret seekor burung.
Namun setelah ditelaah lebih dekat, rupanya yang diseret tersebut tubuh Yati, yang sempat dikabarkan hilang saat mandi di kolong Desa Ranggi Asam, Kecamatan Jebus, Sabtu (16/1/2021) pagi kemarin.
"Kolongnya cukup besar, pertama kali buaya itu kayak memberi isyarat kalau yang dibawa dia itu tubuh manusia korban tadi. Awalnya dikira burung, ternyata manusia. Habis itu diseret keliling kolong sekitar dua jamanlah," kata Faharudin, Minggu (17/1/2021) sore tadi.
Menurut Faharudin, mulanya sang reptil enggan melepas jasad Yati. Namun, beberapa kapal boat Warga Desa Ranggi, yang mencari keberadaan Yati, membuat sang reptil terkejut lalu membiarkan tubuh Yati mengapung begitu saja.