Kecelakaan Sriwijaya Air
Ibunda Indah Tak Patah Semangat Harapkan Anak Menantu Cucu Besan dan Kerabat Selamat
Yusrilanita (46) masih terus berharap agar seluruh korban pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu bisa segera ditemukan.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Yusrilanita (46) masih terus berharap agar seluruh korban pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu bisa segera ditemukan.
Meski masih dirundung duka yang teramat sangat karena sang anak juga turut menjadi korban, namun Yusrilanita mengaku dirinya harus tetap tegar.
"Jangan patah semangat demi keluarga yang ditinggalkan. Kita harus tetap selalu berdoa dan percaya bahwa akan ada keajaiban," ujarnya saat ditemui usai menjalani proses antemortem dan pengambilan sampek DNA di DVI Rumah Sakit Polri M Hasan Palembang, Senin (11/1/2021).
Yusrilanita merupakan ibu kandung Indah Halimah Putri (26 tahun), salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu.
Selain Indah, ada juga suaminya Rizki Wahyudi (27 tahun) serta putra mereka bernama Arkana Nadhif yang masih berusia 7 bulan.
Ada juga ibunda Rizki bernama Rosi Wahyuni serta seorang anggota keluarga lainnya bernama Nabila Anjani.
Sehingga total ada 5 anggota keluarga mereka yang jadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182.
"Apabila semuanya sudah ditemukan, maka akan kami makamkan di pemakaman keluarga," ujarnya.
Yusrilanita sendiri saat ini masih berusaha menenangkan diri atas peristiwa mengejutkan tersebut.
"Apabila kondisi memungkinkan, InsyaAllah saya juga mau nyusul ke Jakarta," ujarnya.
Sebelumnya,
Yusrilanita, ibu kandung Indah Halimah Putri (26 tahun), penumpang pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, tampak begitu lemas setibanya ia di rumah sakit Polri M Hasan Palembang, Senin (11/1/2021).
Kedatangan Yusrilanita adalah untuk menjalani proses antemortem oleh tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Sumsel terkait pesawat jatuh yang dialami anaknya.
Dengan berurai air mata, perempuan paruh baya itu berjalan sembari dirangkul oleh polisi dan seorang anggota keluarganya.
Tampak beberapa petugas juga berusaha menenangkan Yusrilanita serta memberikan dukungan moril terhadapnya.