Kecelakaan Sriwijaya Air
Ibunda Indah Tak Patah Semangat Harapkan Anak Menantu Cucu Besan dan Kerabat Selamat
Yusrilanita (46) masih terus berharap agar seluruh korban pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu bisa segera ditemukan.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
Kabid Dokkes Polda Sumsel, Kombes Pol Syamsul Bahar mengatakan, proses antemortem yang dijalani Yusrilanita merupakan bagian dari pemeriksaan terhadap keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang jatuh beberapa waktu lalu.
"Ibunda kandung dari Indah, hari ini akan kita ambil semua data antemortem yang ada terkait data medis, data gigi dan penunjang data antemortem lainnya," ujarnya.
Hingga saat ini, baru Yusrilanita yang menjalani pemeriksaan antemortem.
Selanjutnya, ia juga akan menjalani pemeriksaan tes DNA. "DNA yang sudah kita periksa akan dikirimkan ke Mabes Polri," ujarnya.
Kesedihan Keluarga
Jatuhnya pesawat milik Sriwijaya Air dengan rute penerbangan Jakarta - Pontianak masih jadi perbincangan hangat di seluruh negeri.
Dalam tragedi tersebut terdapat satu keluarga yang menjadi penumpang yakni Indah Halima Putri warga Ogan Ilir bersama suami, anak, mertua serta keponakannya.
"Kami juga masih terus menunggu informasi mengenai nasib keluarga yang ikut menjadi korban pesawat Sriwijaya Air tersebut," jelas Nabila Fitria Putri (19) adik ketiga Indah, Minggu (10/1/2021) malam.
Mengingat masa kecil kakak sulungnya, Nabila sangat bangga pada sosok kakak yang juga menjadi panutan dalam menuntut pendidikan.
Bagaimana tidak selama masih duduk di bangku sekolah, Indah dikenal cerdas dan berprestasi.
"Iya dari dulu waktu ayuk (Kakak perempuan-red) sekolah memang pintar, dan sering juara kelas juga," ungkapnya menceritakan kenangan bersama.
Selain berprestasi, Nabila menjelaskan kakaknya kerap mengajarinya saat diberikan pekerjaan rumah (PR) oleh guru di sekolah.
"Pokoknya hampir setiap ada PR, aku selalu diajari Ayuk terutama untuk soal hitung-hitungan," terangnya.
Tidak sampai disitu, Indah jugalah yang menyupport Nabila agar semangat belajar sehingga bisa diterima di Universitas terkemuka di Sumatera Selatan.
"Waktu aku masih SMA dulu, dia berpesan kalau aku harus diterima di Universitas Sriwijaya. Setelah lulus aku langsung diajak untuk mendaftar ke Unsri dan berhasil lulus," bebernya semua berkat semangat yang diberikan Indah.
Sementara itu, Siti Nur, bibi korban menjelaskan bahwa keponakannya itu setelah lulus kuliah di UIN Palembang langsung diterima bekerja di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali).
"Sebelum dia menikah memang sempat bekerja di perusahaan yang ada di Pali. Akan tetapi setelah resmi menikah dia langsung diajak ke Pontianak oleh suaminya," tambah Siti.