BREAKING NEWS: Hari Ini Demo Tahu Tempe Dimulai, Pengrajin dan Pedagang Tahu Tempe Mogok
Pengusaha tempe dan tahu di Palembang sepakat untuk mogok produksi dan jualan selama 3 hari terhitung sejak tanggal 11,12 hingga 13 Januari 2021.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hari ini aksi para pengraji tahu dan tempe Palembang yang mogok produksi dimulai. Tak ada tahu dan tempe di sejumlah pasar tradisonal di Palembang.
Pengusaha tempe dan tahu di Palembang sepakat untuk mogok produksi dan jualan selama 3 hari terhitung sejak tanggal 11,12 hingga 13 Januari 2021.
Ketua paguyuban tempe kawasan Macan Lindungan Palembang, Siswa Waluya mengatakan, aksi tersebut dilakukan sebagai sikap tegas dalam menyikapi harga kedelai yang terus melambung tinggi.
"Kami sepakat bahwa kegiatan ini mogok damai. Maksud tujuannya jelas, kami berharap pemerintah dapat menekan harga kedelai yang selalu meroket dan tak terkendali lagi saat ini," ujarnya, sabtu (9/1/2021).
Siswa mengatakan, saat ini harga kedelai sudah menyentuh angka Rp.9.200 dari harga normal yang biasanya hanya Rp.7 ribu perkilo.
Dengan kenaikan harga kedelai, menjadikan para produsen tahu dan tempe terpaksa menyiasati hal tersebut dengan beberapa cara.
Diantaranya menaikkan harga jual atau mengurangi berat hingga ukuran tahu dan tempe yang diproduksi.
Namun dengan langkah tersebut, ditakutkan dapat memberi dampak berkurangnya daya beli masyarakat.
"Apalagi saat ini lagi masa pandemi, penghasilan masyarakat juga menipis. Kalau harga terus naik, daya beli masyarakat juga otomatis berkurang," ujarnya.
Sebelumnya, langkah mogok jualan juga pernah beberapa kali dilakukan para pengusaha tahu dan tempe di tahun 2003, 2008 , 2011.
Menurut siswa, sejak pemerintah menyerahkan impor kedelai ke pasar bebas, menyebabkan sering terjadinya ketidakstabilan harga.
Itulah mengapa, pengusaha tempe dan tahu berharap agar pemerintah segera mengembalikan urusan kedelai kepada bulog.
"Setidaknya kami berharap harga bisa stabil. Jangan naik terus dan terus. Harusnya bisa tetap di satu harga saja. Jangan terus berubah dan tidak stabil," ujarnya.
Selama mogok produksi dan jualan, para pengusaha tahu dan tempe di Macan Lindungan akan mengisi waktu dengan melakukan kegiatan sosial membersihkan lingkungan sekitar.
"Kami berharap pemerintah dapat mendengar suara kami, harapan kami. Semoga pemerintah bisa mengambil langkah tepat dalam persoalan ini," ujarnya