WNI di AS Diminta Waspada, KJRI Imbau Tak Terprovokasi Kisruh Pendukung Trump di Gedung Capitol

WNI juga diminta menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat rawan yang berpotensi menjadi lokasi berlangsungnya aksi unjuk rasa dan demonstrasi.

Editor: Weni Wahyuny
AFP PHOTO/ROBERTO SCHMIDT
Massa pendukung Donald Trump menerobos masuk gedung Capitol, 6 Januari 2021. 

Romney juga menyebut serangan di Capitol sebagai pemberontakan dan mengatakan Trump menggerakkan pendukung untuk bertindak.

"Tidak diragukan lagi bahwa Presiden membentuk massa. Presiden menghasut massa, Presiden berbicara kepada massa," kata Rep. Liz Cheney.

Anggota Partai Republik lainnya di Capitol Hill juga marah kepada Presiden.

"Presiden harus membatalkannya," kata Perwakilan Mike Gallagher dari Wisconsin.

"Hentikan! Sudah berakhir. Pemilu sudah berakhir."

Rep. Adam Kinzinger dari Illinois membahas cuitan Trump yang meminta massa di Capitol tetap beraksi damai.

"Itu pengecut," kata Kinzinger.

"Dia harus berdiri dan berkata, saya kalah dalam pemilihan, biarkan penghitungan dilanjutkan."

Tetapi karena Trump tampaknya tidak mungkin membuat konsesi tersebut, dua aktivis lama Partai Republik dan sekutu Gedung Putih mengatakan Presiden harus pergi.

"Pence harus melawan dia pada Amandemen ke-25," kata seorang.

4 Orang Tewas

 Empat orang dikabarkan tewas dalam kerusuhan massa pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu gedung Capitol, Washington, D.C.

Hal itu disampaikan Kepala Polisi Washington, D.C, Robert Contee, dalam konferensi pers Rabu (6/1/2021) malam waktu setempat seperti dilansir Reuters dan CNBC, Kamis (7/1/2021).

Empat orang yang meninggal termasuk seorang wanita yang tertembak, serta satu wanita lain dan dua pria yang meninggal karena "keadaan darurat medis."

Gas air mata dilepaskan ke kerumunan demonstran ketika bentrokan pecah dengan polisi di gedung Capitol .

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved