WNI di AS Diminta Waspada, KJRI Imbau Tak Terprovokasi Kisruh Pendukung Trump di Gedung Capitol
WNI juga diminta menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat rawan yang berpotensi menjadi lokasi berlangsungnya aksi unjuk rasa dan demonstrasi.
"Saya pikir ini sangat mengejutkan sistem," kata mantan pejabat itu.
"Bagaimana Anda menahannya selama dua minggu setelah ini?"
Dengan mamakzulkan Trump, Senat bisa memberikan suara untuk mendiskualifikasi Trump agar tidak bisa memegang jabatan federal lagi.
Di sisi lain, jika menerapkan Amandemen ke-25, Wapres Mike Pence dan mayoritas Kabinet harus sepakat mencopot Ttump karena dianggap tidak mampu menjalankan kekuasaan dan tugas.
Baca juga: AS Memanas, Seorang Wanita Dikabarkan Tewas Dalam Aksi Demo Gedung Capitol, Reaksi Donald Trump

Penggunaan Amandemen ke-25 ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Beberapa anggota Kabinet sedang mengadakan diskusi awal tentang penerapan Amandemen ke-25, kata sumber GOP kepada CNN.
Diskusi sedang berlangsung tetapi tidak jelas apakah akan ada cukup anggota Kabinet untuk menghasilkan pencopotan Trump.
Percakapan telah mencapai Capitol Hill di mana beberapa senator telah diberitahu tentang diskusi tersebut, kata sumber itu.
Beberapa menit setelah kerusuhan di Capitol pada Rabu sore, Partai Republik meninjau kembali gagasan untuk mengeluarkan Trump dari jabatannya.
Ini adalah pilihan yang sebelumnya, saat pemakzulan Trump tahun lalu, tidak menjadi pilihan Partai Republik sama sekali.
Kecaman untuk Trump Muncul dari Berbagai Sisi
Mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush tiba-tiba ikut angkat suara dalam insiden penyerangan Capitol.
Dia menyebut 'pemberontakan' di Capitol sebagai pemandangan yang memilukan.
Meskipun tidak menyebut nama Trump, Bush mengatakan dia "terkejut dengan perilaku sembrono dari beberapa pemimpin politik sejak pemilu dan oleh kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan hari ini untuk lembaga kami, tradisi kami, dan penegakan hukum kami."
Satu-satunya politisi Republik yang ingin Trump dihukum saat pemakzulan, Mitt Romney menyebut Presiden sebagai 'pria egois' yang sengaja memberikan informasi yang salah kepada para pendukungnya tentang pemilu.