Tangis Ibu Pecah saat Tahu Bayinya Meninggal, Tak Ada Tangisan saat Dilahirkan, Diduga Karena Ini

Ketika tiba ditempat tujuan, bidan menyarankan agar Irmawati ditangani pihak RSUD Bantaeng.

Editor: Weni Wahyuny
Pixabay/Rainer_Maiores
Ilustrasi bayi meninggal dalam kandungan 

Awal Mula

Selasa (18/8/2020) Ariani mengeluarkan cairan bercampur darah.

Ia menduga jika ketubannya sudah pecah.

Ditemani sang suami, Yudi Prasetya (24) dan sang ibu, Jero Fatmawati, Arianti pergi ke RSAD Wira Bhakti Mataram.

Mereka sengaja memilih rumah sakit tersebut karena anak pertama Arianti lahir di sana.

Kepada petugas, Arianti mengatakan jika ketubannya sudah pecah dan mengeluarkan darah.

Karena tak ada fasilitas tes cepat, petugas menyarankan rapid test Covid-19 di puskesmas terdekat.

Petugas rumah sakit tidak menyarankan test di laboratorium karena akan lama hasil keluarnya.

Ariani Sempat Memohon Kesakitan

Ariani mengaku sempat memohon kepada petugas yang saat itu mengenakan alat pelindung diri.

"Mereka minta saya ke puskesmas terdekat dengan tempat tinggal saya, padahal saya sudah memohon agar dilihat kondisi kandungan saya, bukaan berapa menuju proses kelahiran, mereka tidak mau, katanya harus ada hasil rapid test dulu, " kata Arianti sedih seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.

Karena tak ada pilihan lain, Arianti pun menuju ke Puskesmas Pagesangan untuk melakukan rapid test.

Di Puskesmas Tak Juga Diperiksa

Saat di puskesmas ia bercerita sempat memohon kepada petugas agar kandungannya diperiksa dan menjelaskan jika cairan serta darah sudah keluar.

Namun oleh petugas, Arianti yang kondisinya lemah diminta untuk mengikuti antrean.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved