Tangis Ibu Pecah saat Tahu Bayinya Meninggal, Tak Ada Tangisan saat Dilahirkan, Diduga Karena Ini

Ketika tiba ditempat tujuan, bidan menyarankan agar Irmawati ditangani pihak RSUD Bantaeng.

Editor: Weni Wahyuny
Pixabay/Rainer_Maiores
Ilustrasi bayi meninggal dalam kandungan 

"Kami sudah sesuai SOP, tidak ada unsur kesegajaan lalai dan terlambat menangani pasien," kata Hikmawaty.

Pekan lalu pihaknya mengumumkan bahwa ada pembatasan layanan di RSUD, terutama untuk pasien kebidanan karena ada dokter spesialis dan tenaga medis di Ruang Operasi yang Positif Covid -19.

Ditangani setelah dokter selesai isolasi mandiri Covid-19

"Khusus untuk pasien Irmawati tetap dalam koordinasi dengan dokter yang menangani, yang sementara isolasi mandiri," tutur Hikmawaty.

"Jadi bidan melaporkan secara rutin mengenai perkembangan bayi dalam kandungan, dan diupayakan bisa melahirkan secara normal," lanjutnya.

Setelah melakukan isolasi mendiri dokter spesialis datang pada Senin untuk melakukan tindakan operasi, terhadap Irmawati.

Berdasarkan hasil pemeriksaan diputuskan untuk dilakukan tindakan operasi, untuk menyelamatkan ibu dan bayi, namun bayi tidak tertolong.

"Jadi bayinya ada gawat janin, sehingga bayinya tidak bisa terselamatkan," ungkapnya.

Kasus Serupa, Bayi Meninggal karena Ibu Dipaksa Rapid

Kisah ibu hamil akan melahirkan dan minta tolong diperiksa namun tak dihiraukan dan disuruh rapid test, akhirnya bayi disebut meninggal di kandungan.

Kisah sedih dialami Gusti Ayu Arianti (23) yang kehilangan bayinya.

Petugas rumah sakit telat memberikan pertolongan karena tak membawa surat rapid tes.

Padahal air ketubannya sudah pecah dan sudah mengeluarkan darah.

Peristiwa ini bermula saat Arianti merasakan mulas saat sedang hamil tua.

Berikut fakta lengkap Ariyanti yang kehilangan bayinya karena telat mendapat pertolongan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved