Tangannya Putus di Jalan, Perawat Mengaku Tak Lihat Orang Lain, Teman Dengar Ada yang Minta Tolong
Potongan lengan korban yang sudah putus ditemukan dalam rumput pinggir jalan sebelah kanan jalan, jarak 3 meter dari tubuh korban yang tergeletak.
Ternyata teman korban mengaku tidak milihat orang lain saat itu.
Baca juga: Soal Tewasnya 6 Laskar FPI, Mahfud MD : Kalau Ada Pelanggaran HAM dari Polisi, Kita Selesaikan
Luka Bersih
Petugas medis yang memberi pertolongan darurat di Ruang IGD RSUTP Abdya di Padang Meurantee, Desa Ujong Padang, Susoh, dilaporkan tidak menemukan luka bentuk trauma tumpul pada lengan putus.
Melainkan bentuk luka bersih atau tidak seperti bentuk luka lazimnya dialami korban kecelakaan lalu lintas.
Sehingga, petugas medis setempat tidak yakin peristiwa tangan putus yang dialami perawat itu disebabkan kecelakaan murni.
Direktur RSUTP Abdya, dr Ismail Muhammad SpB dihubungi Serambinews.com, Selasa malam, membenarkan bentuk luka bersih pada lengan korban yang putus, bukan bentuk luka trauma tumpul.
“Belum pernah kita temukan bentuk luka putus seperti itu akibat kecelakaan lalu lintas, paling-paling luka robek setengah. Biasanya, luka putus seperti itu akibat terkena benda tajam, namun belum juga bisa kita simpulkan juga,” kata dr Ismuha, nama panggilan Ismail Muhammad.
Direktur RSUTP Abdya itu lebih lanjut menjelaskan, peristiwa itu setelah Anna Mutia habis tugas piket perawat di Ruang Rindu E sekira pukul 8.00 WIB, Senin pagi. Ia pulang ke rumah di Desa Alue Pisang, Kecamatan Kuala Batee melintasi jalan potong (jalur alternatif) dari Desa Ujong Padang, Susoh menuju Desa Ie Mameh, Kuala Batee.
Korban mengendari sendiri sepmor, sedangkan seorang temannya yang lain menggunakan sepmor yang lain juga melintasi jalan yang sama atau jalan searah.
Teman korban melaju di depan, sementara korban mengikuti di belakang.
Baca juga: Amukan Pengantin Wanita saat Berlutut di Depan Mertua, Tamu Undangan Ditampar, Terkuak Faktanya
Menurut Ismuha, ketika teman yang melaju seorang diri di depan memantau melalui kaca spion ternyata Anna tidak terlihat lagi di belakang.
Lalu, memutuskan putar arah untuk melihat rekannya yang hilang dari pantauan.
Tidak berapa jauh balik ke belakang, Anna Mutia ditemukan tergeletak atas permukaan aspal jalan dalam keadaan tidak sadarkan diri dan kondisi luka sangat mengenaskan.
Darah masih mengalir di atas aspal dan serta tangan korban putus total ditemukan terpisah dengan badan dengan jarak sekitar 3 meter.
Tidak lama, sejumlah pelintas dari dua arah tiba lokasi jalan desa tanpa penghuni itu, suana pun menjadi heboh.
Beberapa warga menangis sambil menjerit melihat kondisi luka dialami korban sangat mengenaskan dan tidak sadarkan diri.
Korban juga seorang perawat itu dibawa ke Ruang IGD RSUTP, jarak sekitar 1,5 km dari lokasi kejadian.
Direktur RSUTP Abdya, dr Ismuha SpB mengakui bahwa luka pada lengan yang putus terjadi pendarahan hebat.
“HB-nya turun drastis. Lalu, kita transfusi darah sebagai penanganan darurat,” katanya.
Korban dirujuk ke Banda Aceh pada Senin siang, sekitar pukul 11.30 WIB.
“Lengan korban yang telah putus juga dibawa sekalian. Mudah-mudahan bisa disambung kembali,” ungkapnya.
Spekulasi Masyarakat
Belum terungkap penyebab tangan perawat itu putus total sehingga seperti dipantau Serambinews.com di kalangan masyarakat bekembang beragam dugaan dengan motif berbeda.
Dugaan pertama, perawat tersebut mengalami kecelakaan lalu lintas, tapi dugaan ini sangat sangat lemah dan aneh. Hal ini lantaran tidak ditemukan luka lain pada tubuh korban, selain luka pada tangan yang putus.
Sepmor yang dikendarai korban juga tidak mengalami kerusakan berarti. Padahal, korban mengalami luka sangat serus, malahan lengan kanan sampai putus total. Selain itu, kondisi jalan di TKP bagus karena sudah beraspal sehingga kecil kemungkinan terjadi kecelakaan tunggal.
Dugaan kedua, korban mengalami penganiayaan dengan senjata tajam atau peristiwa pembacokan oleh pelaku yang belum diketahui.
Dugaan penganiayaan dengan senjata tajam ini bisa karena motif perampokan atau jambret, dan bisa juga motif yang lain dengan latarbelakang tertentu.
Dugaan penganiayaan motif perampokan atau jambret muncul, karena TKP merupakan daerah sepi sehingga dinilai rawan aksi jambret dengan sasaran para pengguna jalan.
Konon, lintasan tersebut sering dijadikan jalur pelarian pelaku jambret. Aksi jambret memang rawan terjadi di kawasan Jalan Raya, antara Desa Geulima Jaya sampai Desa Ujong Padang (kawasan rumah sakit), Kecamatan Susoh oleh pelaku yang menggunakan sepmor.
Aksi jambret dilaporkan sering terjadi pada malam hari di jalan raya kawasan itu, korbannya sering menimpa tenaga medis RSUTP Abdya. Sukses menjalankan aksinya, pelaku tancap gas dengan sepmor melalui Simpang Ujong Padang, Kecamatan Susoh.
Jalur ini menuju Desa Ie Mameh, selanjutnya tembus ke Desa Rumoeh Panyang dan Krueng Batee (Jalan Nasional), Kecamatan Kuala Batee. Lalu, pelaku menghilang.
Dugaan perawat tersebut korban pembacokan oleh pelaku jambret diperkuat bahwa luka pada lengan yang putus kondisinya sangat bersih (seperti terkena benda tajam). “Seperti sekali tebas saja putus,” kata salah seorang warga yang melihat kondisi tangan korban yang putus.
Namun, dugaan korban aksi jambret atau perampokan juga agak agak lemah. Sebab, barang-barang milik korban untuk sementara belum ada laporan yang hilang. Sepmor merek Honda Lexy yang dikendarai korban ditemukan tergeletak sebelah kiri jalan, sebuah tas kecil milik korban juga ditemukan di TKP.
Jika motif perampokan dengan target yang sudah jelas menunggu dalam semak sektar lokasi.
“Bisa saja, pelaku bersembunyi di semak-semak di TKP, namun setelah membacok lengan korban sampai putus dan korban terjatuh tak sadarkan diri. Pelaku gagal mengambil barang-barang milik korban lantaran ada pelintas lain yang lewat,” kata sebuah sumber berspekulasi.
Atau bisa jadi karena motif lain, sehingga setelah berhasil membacok korban yang menjadi sasaran, pelaku segera menghilang dalam semak-semak areal perkebunan sekitar lokasi kejadian.